Show simple item record

dc.contributor.authorKuswandi, Ade
dc.date.accessioned2011-08-03T03:42:39Z
dc.date.available2011-08-03T03:42:39Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/49458
dc.description.abstractApi merupakan salah satu alat paling tua yang dikenal manusia. Kegiatan pertanian di Indonesia banyak menggunakan api, baik pada kegiatan perladangan berpindah maupun pertanian menetap karena merupakan alat efektif dan murah untuk membersihkan lahan. Guna mengetahui sejauh mana teknik penggunaan api yang digunakan peladang dalam membuka calon ladang maka perlu dilakukan kajian yang dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengendali kebakaran hutan. Penelitian ini bertujuan : (1). Mengkaji sistem perladangan yang digunakan oleh masyarakat setempat, (2). Mengkaji tahapan-tahapan kegiatan dalam penyiapan ladang, (3). Mendapatkan informasi mengenai teknik -teknik penggunaan api dalam penyiapan ladang, dan (4). Mengetahui peranan perusahaan HTI PT. Finnantara Intiga dalam mengendalikan kebakaran hutan dan lahan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi lapangan. Data yang diperlukan berupa sistem perladangan yang diterapkan di daerah setempat, tahapan kegiatan dalam penyiapan ladang, teknik -teknik pembakaran yang digunakan, dan peranan perusahaan HTI PT. Finnantara Intiga dalam upaya mengendalikan kebakaran hutan dan lahan. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa jenis vegetasi asal yang dibuka sebagai calon ladang terdiri dari tiga jenis vegetasi yaitu: (1). Hutan primer (11,41 %), (2), Hutan sekunder (43,35 %) dan (3). Semak belukar (45,25 %). Peladang kebanyakan membuka lahan seluas 0,50-1,00 ha yailu 42,20 % dengan jenis vegetasi asal semak belukar yaitu : 45,25 %. Di perusahaan HTI PT. Finnantara Intiga terdapat dua sistem perladangan, yaitu : (1). Sistem perladangan subsisten dan (2). Sistem perladangan semi komersil. Tahapan kegitan pembukaan ladang meliputi : (1). pemilihan lokasi don ladang, dengan mempertimbangkan beberapa faktor yaitu tanah yang subur, areal tanah yang datar atau lahan yang mempunyai kemiringan lereng rendah dan dekat dengan sumber mata air, (2). Penebasan, dengan tujuan mematikan tumbuhan bawah dan memudahkan pengeringan bahan bakar, (3). Penebangan, dengan tujuan membersihkan lahan, mematikan pohon, dan memudahkan pembakaran, (4). Pencincangan, dengan tujuan mempermudah pengeringan bahan bakar dan memudahkan dalam proses pembakaran (5). Pengeringan, dengan tujuan untuk mengurangi kadar air bahan bakar sampai bahan bakar tersebut kering dan potensial untuk dibakar sehingga proses pembakaran dapat berjalan dengan cepat dan bahan bakar habis terbakar, (6). Pembuatan sekat bakar, hal ini dilakukan agar tidak terjadi perembetan api ke ladang yang bersebelahan dengan calon ladang yang akan dibakar, (7). Membakar calon ladang, tujuannya uutuk mengubah tumbuh-tumbuhan yang sudah ditebas dan ditebang menjadi abu. Dari hasil observasi terdapat dua teknik pembakaran yang diterapkan oleh peladang di kawasan HTI PT. Finnantara Intiga Resor Entanjan Kecamatan Bonti Kabupaten Sanggau Propinsi Kalimantan Barat, yaitu : (1). Teknik pembakaran melingkar (ring firing) dan (2). Teknik kombinasi pembakaran muka (head firing) dan pembakaran balik (backfiring). Peranan perusahaan dalam usaha mencegah kebakaran hutan dan lahan adalah dengan diadakannya penyuluhan ke setiap desa, ikut membantu mengendalikan api saat pembakaran ladang, penunjukan satgas api, pemberian insentif untuk peladang dan patroli kebakaran.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleTeknik pembakaran dalam penyiapan ladang berpindah di kawasan HTI PT. Finnantara Intiga Resor Entanjan Kecamatan Bonti Kabupaten Sanggau Propinsi Kalimantan Baraten


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record