| dc.description.abstract | Cabai merupakan salah satu komoditas sayuran yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan bennanfaat bagi manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, cabai digunakan sebagai penyedap rasa, penghias masakan, bahan baku industri makanan, bahkan dijadikan sebagai bahan obat-obatan. Secara nasional rata-rata produksi cabai baru mencapai 6,392 ton/ha pada tahun 2005, produksi cabai tersebut masihjauh dari potensi produksinya yang berkisar antara 12-20 tonlha. Penyakit kuning yang disebabkan oleh geminivirus merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman cabai, yang dapat mengakibatkan kehilangan hasil panen antara 20% hingga 100%. Pada umumnya petani mengendalikan penyakit tanaman secara konvensional yaitu dengan menggunakan pestisida secara intensif. Akan tetapi, penggunaan pestis ida ini dapat menimbulkan dampak negatif seperti terjadinya residu pestisida pada tanaman, resistensi penyakit, terbunuhnya musuh alami, dan pencemaran lingkungan. Untuk menghindari dampak negatif tersebut, telah banyak dilakukan penelitian pengendalian penyakit tanaman menggunakan bakteri perakaran tanaman . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bakteri perakaran pemacu pertumbuhan tanaman terhadap pertumbuhan tanaman dan perkembangan penyakit kuning pada tanaman cabai. Bakteri yang digunakan merupakan koleksi Laboratorium Mikologi, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, lnstitut Pertanian Bogor. Metode yang dilakukan adalah perendaman benih cabai dalam suspensi bakteri. Dari hasil penelitian, secara umum pedakuan bakteri dengan cara perendaman benih tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tanaman dan penurunan perkembangan penyakit kuning pada tanaman cabaL Kemampuan bakteri dalam menekan perkembangan penyakit kuning hanya ditunjukkan oleh bakteri Bacillus subtilis SB3 pada beberapa waktu pengamatan. | en |
