Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur (TPTJ) (Di Areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)
Abstract
Indonesia memiliki hutan hujan tropis yang luas dengan berbagai macam karakteristik diantaranya adalah keanekaragaman hayati yang cukup tinggi, adanya stratifikasi tajuk dan evergreen. Untuk mendapatkan hasil hutan yang lestari pemerintah terutama Departemen Kehutanan mengeluarkan kebijakan dalam kegiatan pengusahaan hutan yang harus dilakukan oleh para perusahaan pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) yaitu adanya sistem silvikultur dalam kegiatan pembalakan hutan. PT. Erna Djuliawati sebagai salah satu perusahaan pemegang IUPHHK telah melakukan kegiatan pemanenan hutan dengan menggunakan sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) sejak tahun 1999. Penelitian ini dilaksanakan di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah dengan mengamati perkembangan vegetasi yang terjadi pada dua kondisi hutan yang berbeda (hutan primer dan LOA 1 tahun). Analisis vegetasi dilakukan dengan teknik pengambilan contoh nested sampling pada kondisi hutan satu tahun setelah penebangan dan penjaluran (Et+1) di tiga tingkat kelerengan. Dilakukan analisa terhadap kondisi vegetasi dan perubahan sifat fisik-kimia tanah hutan pada Et+1 yang dibandingkan dengan kondisi hutan primer. Pelaksanaan sistem silvikultur ini menyebabkan terjadinya perubahan komposisi dan struktur pada tegakan tinggal akibat kegiatan pemanenan dan penjaluran. Komposisi jenis pada Et+1 terjadi kenaikan jenis pada tingkat semai dan penurunan jenis pada tingkat pancang, tiang dan pohon. Jenis vegetasi yang mendominasi pada hutan primer masih cukup mendominasi pada Et+1 dengan penyebaran hampir merata pada setiap kelerengan hutan. Nilai keanekaragaman jenis pada Et+1 tergolong sedang dengan nilai berkisar antara 2,55 - 3,22. Proses suksesi selama Et+1 belum sepenuhnya mengembalikan keadaan vegetasi seperti pada hutan primer yang ditunjukkan dengan nilai Indeks Kesamaan Komunitas (IS) terbesar adalah 67,88% pada tingkat tiang. Perubahan pada Et+1 lebih disebabkan oleh kegiatan pemanenan dan penjaluran yang dilakukan satu tahun sebelumnya.
Collections
- UT - Silviculture [1275]