Pendugaan emisi karbon potensial akibat pemanenan kayu secara mekanis pada hutan alam tropis (studi kasus di IUPHHK PT. Sarmiento Parakantja Timber, Kalimantan Tengah)
Abstract
Pemanenan kayu di hutan alam dengan sistem tebang pilih dapat mempengaruhi potensi simpanan karbon hutan melalui kegiatan penebangan pohon-pohon komersial serta kematian pohon-pohon yang mengalami kerusakan sebagai dampak dari kegiatan pemanenan kayu tersebut. Simpanan karbon yang hilang dari pohon-pohon yang rusak akibat pemanenan kayu maupun sisa-sisa penebangan yang berada di dalam hutan yang nantinya terdekomposisi akan berpotensi menghasilkan emisi karbon. Besarnya pengurangan simpanan karbon ini perlu diketahui untuk mengkaji dampak pemanenan kayu terhadap potensi emisi karbon yang ditimbulkan. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh kegiatan pemanenan kayu terhadap kerusakan tegakan tinggal dan menentukan besarnya emisi karbon potensial akibat kegiatan penebangan dan penyaradan kayu. Penelitian dilakukan di areal IUPHHK PT. Sarmiento Parakantja Timber, Kalimantan Tengah dengan mengukur sebanyak 10 plot contoh, masing-masing seluas 1 ha. Karbon hutan didekati dengan pendugaan biomassa hutan, dimana 50% dari biomassa adalah karbon (Brown 1997). Pendugaan biomassa dilakukan dengan menggunakan persamaan alometrik yang dibuat oleh Brown (1997). Untuk memperhitungkan emisi karbon potensial akibat pemanenan kayu maka dapat diduga dari besarnya biomassa hutan yang terdapat pada pohon yang dipanen, pohon yang rusak akibat penebangan dan dari pohon yang rusak akibat penyaradan. Volume tegakan yang dipanen dalam penelitian ini rata-rata sebesar 55,45 m3/ha dengan rata-rata intensitas pemanenan nya adalah 11,70 pohon/ha. Kegiatan pemanenan kayu dalam bentuk penebangan dan penyaradan mengakibatkan terjadinya kerusakan tegakan tinggal, yang terdiri dari kerusakan ringan 32,51%, kerusakan sedang 23,19% dan kerusakan berat 44,31%. Pemanenan kayu sebesar 55,45 m3/ha mengakibatkan kerusakan tegakan tinggal dengan kategori berat sebesar 11,14 m3/ha. Hal ini berarti bahwa setiap pemanenan 1 m3 mengakibatkan kerusakan berat pada tegakan tinggal sebesar 0,20 m3 per hektar nya. Kerusakan berat pada tegakan tinggal paling banyak terjadi pada kelas diameter 20-29 cm sebanyak 13,70 pohon/ha. Kerusakan tegakan tinggal secara nyata (p < 0,05) berkaitan dengan intensitas pemanenan pohon, semakin tinggi intensitas pemanenan menyebabkan peningkatan kerusakan tegakan tinggal. Rata-rata potensi simpanan karbon yang terdapat pada plot penelitian adalah 114,14 ton C/ha. Setelah dilakukan kegiatan pemanenan kayu, emisi karbon potensial yang terjadi adalah 34,53 ton C/ha, sehingga terdapat pengurangan simpanan karbon sebesar 30,25%. Emisi karbon potensial ini berasal dari karbon yang hilang dari pohon yang dipanen sebesar 27,64 ton C/ha dan karbon yang hilang dari kerusakan pohon akibat pemanenan kayu sebesar 6,89 ton C/ha
Collections
- UT - Forest Management [2977]