Perkembangan tegakan pada areal bekas tebangan dengan teknik silvikultur Tebang pilih tanam Indonesia intensif (TPTII) (Di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)
Abstract
PENDAHULUAN. Salah satu sistem silvikultur yang diterapkan di Indonesia adalah Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII). TPTII merupakan teknik silvikultur yang merupakan pengembangan dari sistem Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) dan Penanaman Pengayaan (enrichment planting) dari sistem TPTI. Penerapan teknik silvikultur TPTII ini, sudah tentu akan menyebabkan terjadinya perubahan komposisi dan struktur tegakan pada areal produksi akibat penebangan dan penjaluran untuk ditanami jenis unggulan. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui keadaan tegakan pada areal bekas tebangan/LOA, khususnya pada LOA setelah 2 (dua) tahun, dan untuk mengetahui pertumbuhan jenis Shorea leprosula Miq. pada tahun kedua yang di tanam dengan teknik silvikultur TPTII. METODOLOGI. Penelitian dilakukan pada tiga kondisi hutan, yaitu hutan primer (data sekunder) dan LOA TPTII 2 (dua) tahun (data primer). Metode yang digunakan adalah metode jalur berpetak dengan ukuran 100 m x 100 m. Dalam plot pengamatan dibuat subpetak untuk tingkat pohon 20 m x 20 m (20 m x 17 m setelah dilakukan kegiatan penjaluran), tingkat tiang 10 m x 10 m, tingkat pancang 5 m x 5 m, dan tingkat semai 2 m x 2 m. Data yang diambil untuk mengetahui pertumbuhan tanaman Shorea leprosula Miq. dalam jalur tanam adalah data diameter dan tinggi. HASIL DAN KESIMPULAN. Pelaksanaan teknik silvikultur TPTII menyebabkan terjadinya perubahan komposisi dan struktur pada suatu tegakan. Pada LOA TPTII 2 (dua) tahun perubahan komposisi dan struktur tegakan dapat dilihat dari penurunan nilai baik itu komposisi jenis, kerapatan, maupun frekuensi di LOA TPTII 2 (dua) tahun jika dibandingkan dengan kondisi pada hutan primer. Namun penurunan nilai tersebut tidak terlalu besar karena jumlah tegakan (pohon dan permudaan) di LOA TPTII 2 (dua) tahun masih memenuhi kriteria sebagai hutan produktif. Struktur tegakan tinggal pada LOA TPTII 2 (dua) tahun masih tergolong normal dengan dicirikan oleh kurva jumlah individu per kelas diameter yang menyerupai J terbalik. Dominansi jenis pada LOA TPTII 2 (dua) tahun juga masih didominasi oleh jenis komersial ditebang (KD). Keanekaragaman jenis pada LOA TPTII 2 (dua) tahun cenderung mengalami penurunan jika dibandingkan dengan kondisi hutan primer namun tingkat keanekaragamannya masih tergolong sedang karena memiliki nilai diatas 2,00. Persentase hidup tanaman Shorea leprosula Miq. pada tahun kedua menunjukkan nilai yang cukup tinggi karena memiliki persentase diatas 75% dengan rata-rata diameter dan tinggi masing-masing adalah 1,70 cm dan 262,20 cm.
Collections
- UT - Silviculture [1283]