Kualtitas kayu lapis dari kayu bulat berdiameter kecil jenis Dadap (Erythrina variegata Lamk.), Kemiri (Aleurites moluccana L. Willd.) dan Jengkol (Pithecellobium jiringa Benth. I. C. Nielsen)
Abstract
Kebutuhan kayu sebagai bahan baku industri kayu lapis semakin meningkat terutama kebutuhan terhadap kayu bulat berdiameter besar. Akan tetapi potensi kayu bulat berdiameter besar dan memiliki kualitas bagus yang terdapat di hutan alam semakin berkurang sehingga ketersediaannya menjadi terbatas. Upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi keterbatasan ketersediaan kayu bulat berdiameter besar yaitu dengan memanfaatkan kayu bulat berdiameter kecil yang berasal dari hutan rakyat maupun hutan tanaman industri. Beberapa kayu yang dapat dimanfaatkan dari hutan rakyat maupun hutan tanaman industri antara lain kayu Dadap (Erythrina variegata Lamk.), kayu Kemiri (Aleurites moluccana L. Willd.) dan kayu Jengkol (Pithecellobium jiringa Benth. I. C. Nielsen). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian kualitas kayu lapis dari kayu bulat berdiameter kecil jenis Dadap (Erythrina variegata Lamk.), Kemiri (Aleurites moluccana L. Willd.) dan Jengkol (Pithecellobium jiringa Benth. I. C. Nielsen) dengan standar JAS 232 (2003). Parameter kualitas kayu lapis dilihat dari nilai kadar air dan keteguhan rekat sejajar serat dan tegak lurus serat pada uji basah dan uji kering yang diperoleh dari hasil uji laboratorium dan memenuhi standar JAS No. 232 tahun 2003. Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain vinir dari jenis kayu dadap, kemiri dan jengkol sedangkan perekat yang digunakan antara lain urea formaldehida, melamin formaldehida dan phenol formaldehida. Kayu lapis yang dibuat berukuran 30 cm x 30 cm x 0,45 cm dengan kombinasi ketebalan vinir face/back dan core masing-masing 1,5 mm. Metode pelaburan yaitu single spread dengan berat labur 30 g/ft2, tekanan kempa panas 10 kg/cm2 selama 5 menit dengan suhu UF 110 °C, MF 120 °C dan PF 130 °C. Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kadar air kayu lapis berkisar 10,01-16,28%. Berdasarkan standar JAS, nilai kadar air kayu lapis telah memenuhi standar (≤ 14%) kecuali kayu lapis yang menggunakan perekat PF (14,48-16,28 %). Nilai keteguhan rekat kayu lapis pada uji basah dan uji kering sejajar serat telah memenuhi standar (≥ 8,24 kgf/cm2) JAS No.232 tahun 2003. Sedangkan nilai keteguhan rekat kayu lapis pada uji basah dan uji kering tegak lurus serat tidak memenuhi standar (< 8,24 kgf/cm2) JAS No.232 tahun 2003.
Collections
- UT - Forestry Products [2377]