Show simple item record

dc.contributor.advisorSari, Rita Kartika
dc.contributor.authorRahmawan, Ahmad Jamhari
dc.date.accessioned2011-07-06T06:54:44Z
dc.date.available2011-07-06T06:54:44Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/47252
dc.description.abstractPohon suren beureum (Toona sinensis Roemor) merupakan salah satu jenis tumbuhan yang berfungsi ganda sehingga sangat cocok dikembangkan untuk hutan rakyat. Kayunya bernilai tinggi dan beberapa bagian dari pohon tersebut yang tumbuh di Indonesia telah digunakan secara empiris sebagai obat tradisional. Selain itu, suren beureum diduga memiliki potensi mengandung senyawa bioaktif anti kanker. Hal ini ditunjukkan dari beberapa penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa ekstrak kasar larut air dari daun T. sinensis yang berasal dari Cina mampu menghambat pertumbuhan sel kanker paru-paru dan sel kanker ovarium (Chang et al. 2002 dan Yang et al. 2010). Salah satu uji pendahuluan aktivitas anti kanker zat ekstraktif adalah uji bioaktivitas Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) terhadap larva udang Artemia Salina Leach. Metode ini dipilih karena murah, cepat, mudah dan dapat dipercaya (Meyer et al. 1982). Penelitian ini dilakukan untuk menentukan kadar ekstrak etanol bagian kayu teras, kayu gubal, daun, dan ranting suren beureum (T. sinensis) yang diekstrak dengan teknik ekstraksi yang berbeda (maserasi dan sokletasi), serta menguji bioaktivitas ekstraknya terhadap larva udang A. salina melalui pengujian BSLT dan mengetahui pengaruh perbedaan bagian pohon serta metode ekstraksi terhadap kadar ekstrak dan bioaktivitasnya. Penelitian ini menggunakan bahan baku berupa bagian kayu teras, kayu gubal, daun, dan ranting Suren beureum (Toona sinensis Roemor) yang diekstrak dengan metode maserasi dan sokletasi menggunakan pelarut etanol. Fraksinasi dilakukan pada ekstrak etanol bagian pohon suren beureum teraktif hasil uji BSLT dengan menggunakan pelarut n-heksana dan etil asetat. Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini ada dua, yaitu kadar zat ekstraktif dan bioaktivitas. Data zat ekstraktif diolah dengan menggunakan rancangan percobaan faktorial RAL dan dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan. Data bioaktivitas diolah dengan menggunakan analisis probit untuk mendapatkan nilai LC50. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian daun suren beureum menghasilkan kadar ekstrak tertinggi, diikuti bagian ranting, bagian kayu teras, dan bagian kayu gubal. Metode ekstraksi maserasi menghasilkan ekstrak etanol dengan kadar yang lebih rendah dibandingkan sokletasi. Ekstrak etanol kayu teras memiliki bioaktivitas tertinggi, diikuti ekstrak kayu gubal, ekstrak daun, dan ekstrak ranting. Metode ekstraksi maserasi menghasilkan ekstrak etanol dengan bioaktivitas lebih tinggi dibandingkan metode sokletasi. Hasil fraksinasi terhadap ekstrak etanol kayu teras suren beureum menghasilkan rendemen tertinggi pada fraksi etil asetat, diikuti fraksi residu, dan fraksi n-heksana. Bioaktivitas tertinggi terdapat pada fraksi n-heksana, diikuti fraksi etil asetat, dan fraksi residu.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subjectbioaktivitasen
dc.subjectsuren beureumen
dc.subjectekstraksien
dc.subjectBSLTen
dc.subjectlarva udangen
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleBioaktivitas ekstrak etanol suren beureum (Toona sinensis Roemor) terhadap larva udang Artemia salina Leachen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record