Analisis peningkatan suhu permukaan akibat konversi lahan dengan menggunakan citra landsat ETM: studi kasus Jakarta
Date
2011Author
Bakry, Gema Nusantara
Effendy, Sobri
Tursilowati, Laras
Metadata
Show full item recordAbstract
Perkembangan dan pemekaran wilayah Jakarta telah memasuki tahap yang mengkhawatirkan. Pembangunan telah merubah lansekap kota itu sendiri. Banyak ruang terbuka hijau yang telah dijadikan sarana dan prasarana publik. Peningkatan jumlah penduduk yang disertai dengan perkembangan pembangunan, menyebabkan perubahan di segala bidang, salah satunya adalah perubahan penutup dan penggunaan lahan. Perkembangan dan pemekaran wilayah Jakarta dapat mengakibatkan perubahan unsur-unsur iklim, terutama di pusat kota, akan berbeda dengan wilayah di sekitarnya. Tujuan penelitian ini menganalisis peningkatan suhu permukaan yang diakibatkan oleh konversi lahan. Daerah pengamatan penelitian ini adalah DKI Jakarta pada periode pengamatan tahun 2000 dan 2006. Kanal citra landsat yang digunakan untuk mengetahui perubahan penutupan lahan adalah kanal 5, 4, dan 2 yang masing-masing memiliki resolusi spasial 30 m x 30 m, sedangkan kanal landsat yang digunakan untuk melihat peningkatan suhu permukaannya menggunakan kanal 61 dan 62 yang memiliki resolusi 60 m x 60 m. Hasil analisis menunjukan adanya perubahan lahan yang cenderung menaikan suhu permukaan antara lain urban, lahan terbuka yang semakin luas. Peningkatan luas area tertinggi pada tutupan lahan pemukiman atau urban sekitar 15 % dari tahun 2000-2006, sebaliknya penutup lahan yang bisa meredam suhu seperti Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Ruang Terbuka Air (RTA) justru berkurang, RTH mengalami penurunan luas mencapai (21.1%). Seiring dengan perubahan tutupan lahan yang cukup tinggi, mengakibatkan peningkatan suhu permukaan cukup signifikan. Perubahan suhu permukaan ini secara visual dapat dilihat dari perbedaan antara tahun 2000 dan 2006. Pada tahun 2000 penyebaran suhu permukaan masih merata sekitar (20-32) °C. Suhu permukaan dengan interval (32-35) °C hanya terlihat di beberapa daerah di Jakarta Utara dan sedikit di daerah Jakarta Timur. Tetapi pada tahun 2006 terjadi peningkatan suhu permukaan sekitar (24-38) °C, dan tampak terlihat perbedaan jelas penyebaran suhu dengan interval (32-35)°C distribusinya hampir merata di seluruh Kota Jakarta dan suhu permukaan dengan interval (36-39) °C hanya tersebar di beberapa pusat kota.