Show simple item record

dc.contributor.authorSaptosari, Mardhika
dc.date.accessioned2011-06-10T02:17:00Z
dc.date.available2011-06-10T02:17:00Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/46295
dc.description.abstractTeknologi industri biokomposit dewasa ini terus tumbuh dan berkembang. Persaingan antar perusahaan untuk merebut pangsa pasar makin meningkat. Berbagai penelitian telah dilakukan oleh para produsen untuk mendapatkan produk komposit yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan ramah lingkungan. Kelemahan dari produk biokomposit yang menggunakan perekat berformaldehida dalam aplikasinya adalah terjadinya emisi formaldehida. Emisi formaldehida tersebut disinyalir sebagai suatu gas yang berbahaya terhadap lingkungan dan makhluk hidup. Gas ini tercium pada konsentrasi 0,1 ppm. Dampak negatif bagi manusia, antara lain dapat menyebabkan iritasi mata dan hidung pada konsentrasi 0,01-0,05 ppm dan dapat menyebabkan kematian pada konsentrasi 50 ppm terhadap orang yang mempunyai riwayat alergi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dan hubungan antara jumlah lapisan venir kayu lapis terhadap emisi formaldehida yang diukur dengan metode Desikator 2 jam, Desikator 24 jam, dan WKI modifikasi (The Fraûnhofer Institute for Wood Research, Wilhelm Klauditz Institute). Contoh uji kayu lapis diperoleh dari perusahaan kayu lapis tertentu. Contoh uji untuk pengujian emisi formaldehida menggunakan metode Desikator 2 jam berukuran 127 x 697 mm, dimana tiap sisi lebar dan panjangnya dilapisi dengan parafin. Selanjutnya, contoh uji tersebut dikondisikan dalam ruang pengkondisian pada suhu 24±30C selama 7 hari. Setelah itu, contoh uji dimasukkan dalam desikator berisi air suling dalam cawan petri sebanyak 25 ml dan telah dikondisikan dalam ruang pengkondisian dengan suhu 25±10C, kemudian dibiarkan selama 2 jam. Pembacaan absorban emisi formaldehida yang tertangkap oleh air suling dilakukan pada panjang gelombang 580 nm (ASTM D-5582-94). Untuk metode Desikator 24 jam, contoh uji yang digunakan berukuran 150 x 50 mm. Selanjutnya, contoh uji dimasukkan dalam desikator yang telah berisi gelas piala berisi air suling sebanyak 300 ml dan dikondisikan pada suhu 20±10C, dan dibiarkan selama 24 jam (JIS A 5908-2003). Metode WKI modifikasi menggunakan contoh uji berukuran 25 x 25 mm digantung dalam botol plastik yang telah berisi air suling sebanyak 50 ml. Selanjutnya, contoh uji dikondisikan dalam oven bersuhu 40±50C, selama 24 jam. Pembacaan absorban emisi formaldehida yang tertangkap oleh air suling untuk metode Desikator 24 jam dan WKI modifikasi dilakukan pada panjang gelombang 412 nm. Jumlah contoh uji untuk ketiga metode sebanyak 54 buah. Rancangan percobaan yang digunakan untuk mengetahui pengaruh jumlah lapisan venir dalam kayu lapis terhadap emisi formaldehida adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dalam 3 ulangan, sedangkan untuk mengetahui hubungan jumlah lapisan venir dalam kayu lapis terhadap emisi formaldehida digunakan analisa regresi linear.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePengaruh jumlah lapisan venir kayu lapis terhadap emisi formaldehida (Studi kasus)en


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record