Show simple item record

dc.contributor.authorVestalia, Irina
dc.date.accessioned2011-06-10T01:46:42Z
dc.date.available2011-06-10T01:46:42Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/46248
dc.description.abstractKebanyakan orang awam mengenal fungsi hutan hanya sebagai penghasil kayu. Tanpa disadari masih terdapat fungsi hutan yang lain, seperti yang dikemukakan oleh Nilsson (1996) dalam Gardner dan Engelman (1999) bahwa hutan berfungsi sebagai tempat penyimpanan karbon (Carbon Storage). Namun beberapa tahun belakangan ini, jasa hutan dalam menyimpan karbon sudah mulai diperhatikan dan dihargai oleh beberapa negara. Hal ini terbukti dengan dihasilkannya Konvensi Perubahan Iklim (United Nation Framework Convention on Climate Change , UNFCCC) dalam UNCED (1992) di Rio de Janeiro (Brazilia). Selanjutnya, konvensi tersebut diatur lebih rinci dalam Kyoto Protocol mengenai perubahan iklim yang diadakan di Kyoto pada bulan Desember 1998 (Murdyarso, 1999). Dalam ekosistem hutan global, penyerapan kelebihan emisi gas rumah kaca oleh tumbuhan hutan hanya dapat terjadi bilamana ada pertumbuhan pohon pada hutan baru atau hutan yang masih muda. Oleh karena itu, jasa penyimpanan karbon sangat erat kaitannya dengan ada tidaknya suatu tegakan hutan, serta lamanya tegakan hutan tumbuh diatas permukaan tanah (rotasi hutan). Pasar jasa penyimpanan karbon ini mulai dikenal. Sayangnya, banyak pemilik hutan rakyat yang tidak mengetahui mengenai pembayaran jasa penyimpanan karbon, sehingga mereka tidak memperhitungkan jasa penyimpanan karbon ini dalam pengambilan keputusan penentuan daur dalam pengelolaan hutan rakyat.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subjectPetani hutan rakyaten
dc.subjectJawa Baraten
dc.subjectSukabumien
dc.titleRasionalitas petani hutan rakyat dalam penentuan daur optimal: studi kasus di Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumien


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record