Show simple item record

dc.contributor.authorMutakin, Jenal
dc.date.accessioned2011-06-10T01:43:26Z
dc.date.available2011-06-10T01:43:26Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/46243
dc.description.abstractSemakin rusaknya ekosistem hutan Indonesia dan tumbuh suburnya praktik biopiracy mengakibatkan terancamnya sumber hayati. Salah satu sumber hayati tersebut adalah jamur tiram (Pleurotus spp.). Jamur tiram sangat potensial untuk diteliti dan dikembangkan karena selain rasanya enak, bernilai gizi tinggi juga berkhasiat obat. Selain itu serbuk gergaji kayu yang merupakan bahan utama budidaya jamur tiram sangat mudah didapatkan karena selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Pemanfaatan serbuk gergaji kayu juga dapat membantu memecahkan masalah polusi lingkungan akibat keberadaannya yang melimpah. Budidaya jamur tiram tidak memerlukan tempat yang luas, modal yang besar juga dapat membantu menciptakan lapangan kerja baru. Memperhatikan begitu banyak manfaat dari budidaya jamur tiram, maka diperlukan informasi tentang proses budidaya (kultivasi) jamur tiram liar maupun domestik. Hal ini sebagai upaya untuk melestarikan salah satu biodiversitas dan untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari potensi jamur tiram liar dibanding jamur tiram yang sudah dibudidayakan dengan cara membandingkan EB (Efisiensi Biologi) dan morfologi tubuh buahnya. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, pada Agustus 2004 sampai dengan April 2005. Sedangkan jamur tiram yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pleurotus sp.3, Pleurotus sp.4, dan Pleurotus sp.8 (isolat budidaya) yang diperoleh dari koleksi Laboratorium Penyakit Hutan Fakultas Kehutanan. Pengamatan dimulai sejak media baglog diinokulasi sampai panen keempat, meliputi bobot, jumlah tudung, diameter tangkai, diameter tudung terbesar dan terkecil, panjang tangkai dan nilai Efisiensi Biologi. Pengukuran tersebut dilakukan setiap panen. Waktu yang diperlukan dari inokulasi sampai baglog penuh dengan miselium, dari miselium penuh sampai panen pertama, dari panen pertama sampai panen kedua, dari panen kedua sampai panen ketiga dan dari panen ketiga sampai panen keempat waktunya sangat beragam dan relatif lama. Waktu rata-rata dari inokulasi sampai miselium memenuhi baglog berturut-turut dari yang paling cepat Pleurotus sp.8 (19.0 hari), Pleurotus sp.4 (76.5 hari) dan Pleurotus sp.3 (81.4 hari).en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subjectBiologi jarum tiramen
dc.titleUji kultivasi dan efisiensi biologi jarum tiram, Pleurotuis spp. liar dan budidayaen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record