Struktur anatomi kayu jati plus Perhutani kelas umur I asal KPH Bojonegoro
Abstract
Permintaan masyarakat akan produk-produk yang terbuat dari kayu jati (Tectona grandis Linn. F.) tetap tinggi karena kayu jati diketahui memiliki sifatsifat yang baik sehingga cocok untuk berbagai macam keperluan. Di lain pihak, ketersediaan kayu jati di pasaran relatif terbatas akibat pertumbuhan pohon jati yang lambat dan daur yang relatif panjang. Keterbatasan persediaan kayu tersebut di pasaran diperparah dengan adanya pencurian kayu dan kebakaran hutan. Untuk mengimbangi permintaan kayu jati yang cenderung meningkat, maka jati dengan daur yang lebih singkat dan memiliki kualitas kayu yang baik perlu segera ditemukan dan ditanam secara besar-besaran. Hal inilah yang telah diusahakan oleh Perum Perhutani yakni dengan mengembangkan dan menanam Jati Plus Perhutani (JPP). Keunggulan bibit JPP adalah mampu tumbuh dewasa lebih cepat, memiliki tingkat keseragaman yang tinggi, berbatang lurus dan silindris sehingga lebih bernilai ekonomis, serta lebih adaptif di berbagai kondisi tempat tumbuh. Untuk mengetahui kayu JPP mana yang mempunyai kualitas terbaik maka dilakukanlah penelitian tentang sifat-sifat kayu JPP dari berberapa seedlot dan membandingkannya dengan sifat-sifat sejenis dari kayu jati konvensional (CP) pada umur dan tempat tumbuh yang sama. Salah satu sifat yang perlu diamati adalah struktur anatomisnya karena dengan mengetahui karakter anatomis suatu jenis kayu kita dapat menentukan penggunaan kayu tersebut secara lebih efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter anatomi kayu JPP umur 6 tahun asal KPH Bojonegoro dan membandingkannya dengan sifat sejenis dari kayu CP yang seumur dan berasal dari lokasi yang sama. Karakteristik anatomis yang diamati adalah warna dan tekstur kayu, persentase kayu gubalkayu teras, persentase kayu akhir-kayu awal, persentase kayu juvenile-kayu dewasa, pola sebaran sel pembuluh, tinggi dan lebar jari-jari, serta dimensi serabutnya. Bahan penelitian berupa kayu jati yang berasal dari KPH Bojonegoro terdiri dari dua jenis kayu jati, yaitu JPP dan CP. Keduanya berumur 6 tahun dan masuk ke dalam Kelas Umur I. JPP terdiri dari 4 seedlot yakni seedlot 87, 125, 145, dan 154. Dari masing-masing seedlot diambil 3 batang pohon contoh dan dari setiap pohon contoh diambil 4 buah lempengan kayu -dari bagian pangkal batang sebagai unit sampel. Pada penelitian ini hanya 1 lempeng yang digunakan sebagai sampel, selebihnya adalah untuk pengamatan sifat kimia dan sifat lainnya.
Collections
- UT - Forest Products [1428]