Show simple item record

dc.contributor.authorWidyasari, Restu
dc.date.accessioned2011-06-09T07:11:38Z
dc.date.available2011-06-09T07:11:38Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/46104
dc.description.abstractMadu dan lebah sudah sejak lama dikenal secara luas oleh masyarakat di Indonesia. Selain madu, kini berbagai produk lain misalnya bee pollen, royal jelly dan bahkan propolis menjadi produk sampingan dari kegiatan budidaya lebah madu di Jawa. Sejak tiga dasawarsa yang lalu, diperkenalkan lebah madu jenis impor asal (Apis mellifera) di beberapa daerah khususnya di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Praktek kegiatan budidaya lebah madu jenis impor ini dilakukan secara berpindah-pindah (migratory) yang secara tidak langsung telah memberi peluang yang lebih besar penyebaran hama dan penyakit lebah. Salah satu hama lebah yang berupa tungau Varroa destructor sudah menjadi hama umum bagi lebah madu di Jawa. Pada tahun 1999-2004 di Asia khususnya Indonesia dan Philiphina penggunaan bahan kimia asam semut dengan konsentrasi rendah efektif dapat mengontrol tungau lebah V. destructor di Jawa dan Irian jaya (Anderson 2004). Selain dengan asam semut dicobakan juga bahan kimia lain yaitu dengan menggunakan cuka kayu atau wood vinegar. Berdasarkan artikel yang termuat dalam Tabloid AgroIndonesia tanggal 26 April 2005 menyatakan bahwa cuka kayu adalah cairan yang berasal dari asap hasil pembakaran pada proses pembuatan arang kayu yang dapat dimanfaatkan sebagai insektisida dan herbisida organik yang ramah lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan cuka kayu dan asam semut terhadap mortalitas tungau lebah jenis Varroa destructor yang menyerang lebah madu jenis Apis mellifera. Pada perlakuan dengan menggunakan asam semut dan cuka kayu menunjukkan jumlah mortalitas tungau tidak berbeda nyata dengan kontrol. Perlakuan dengan menggunakan asam semut dan cuka kayu menunjukkan jumlah mortalitas dari waktu ke waktu cenderung meningkat sampai hari ke-12. Kecenderungan (trend) peningkatan mortalitas tungau dari perlakuan tersebut ada sedikit perbedaan, tetapi perbedaannya tidak nyata jika dibandingkan pada trend penyebab mortalitas bakau pada koloni pembanding (kontrol). Terlihat pada jumlah mortalitas tungau mengalami penurunan tajam pada hari ke-13 dan ke-14. Penurunan ini dimungkinkan kandungan kimia asam semut dan cuka kayu sudah mulai berkurang volumenya, karena sifat senyawa asam semut yang mudah menguap. Sehingga keefektifan asam semut dalam pengendalian tungau V. destructor semakin berkurang. Adanya kecenderungan peningkatan mortalitas pada semua koloni lebah mengundang spekulasi adanya faktor lain yang menyebabkan peningkatan mortalitas tungau kecuali pada perlakuan cuka kayu bakau. Faktor yang menyebabkan peningkatan mortalitas tungau dimungkinkan adanya aktivitas lebah pekerja yang cenderung membuang benda asing yang berada dalam sarang. Semakin efektif kerja lebah pekerja membuang benda asing merupakan ciri makin kuatnya koloni lebah secara merata.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subjectAsam semuten
dc.subjectTungauen
dc.subjectLebah maduen
dc.titlePengujian asam semut dan cuka kayu dalam pengendalian tungau, Varroe destructgor pada lebah madu, Apis melliferaen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record