Show simple item record

dc.contributor.authorSinurat, Elvina Oktavia
dc.date.accessioned2011-06-09T07:09:45Z
dc.date.available2011-06-09T07:09:45Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/46099
dc.description.abstractPemerintah Republik Indonesia menetapkan kebijakan menaikan harga BBM pada tanggal 1 Oktober 2005 yang mencapai rata-rata di atas 100%. Hal ini terjadi setelah harga minyak dunia meroket hingga mencapai US$80 per barel (Bisnis Indonesia, 2005). Disamping itu, maraknya penyelundupan minyak di negara ini semakin menyebabkan langkanya keberadaan BBM terutama di pelosok-pelosok daerah di Indonesia. Kebijakan kenaikan harga BBM berdampak terhadap perekonomian nasional. Aktivitas ekonomi menurun akibat melonjaknya harga hampir semua barang dan jasa. Bahkan harga sembilan bahan pokok dan tarif angkutan, baik darat maupun laut, makin tidak terkendali dengan kenaikan 65%- 100%. Akibatnya daya beli masyarakat, terutama kelompok menengah ke bawah, makin terpuruk. Kebijakan kenaikan harga BBM telah memberikan pengaruh terhadap harga kayu olahan di pasaran Indonesia. Harga kayu olahan untuk ekspor meningkat dari sekitar US$ 400 per m3 menjadi US$ 500 per m3. Selain itu, kenaikan harga BBM menyebabkan berkurangnya volume permintaan terhadap produk-produk kayu olahan (Bisnis Indonesia, 2005).en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subjectHarga BBMen
dc.subjectKayu olahanen
dc.titlePengaruh kenaikan harga BBM terhadap harga pokok dan jumlah permintaan kayu olahan jenis kamper Samarinda oven pada CV. Sinar Bogoren


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record