Potensi keberadaan mangsa macan tutul, Panthera pardus melas Cuvier, 1809 di koridor antara Gunung Halimun dan Gunung Salak
Abstract
Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No.175/Kpts-II/2003 ditetapkan perluasan kawasan Taman Nasional Gunung Halimun. Perluasan mencakup Gunung Salak dan koridor antara Gunung Halimun dan Gunung Salak. Mengingat fungsi penting koridor bagi ekosistem didalamnya, keberadaan koridor harus dilindungi. Untuk mendukung perlindungan diperlukan data yang lengkap, dan strategi yang tepat. Salah satu strategi perlindungan dengan mengangkat fungsi penting koridor sebagai tempat mencari makan bagi jenis top predator, jenis langka dan dilindungi yaitu macan tutul. Tujuan penelitian untuk menjelaskan keberadaan mangsa macan tutul, baik jenis maupun kelimpahan setiap jenis di koridor. Hasil penelitian diharapkan bermanfaat untuk mendukung konservasi macan tutul, menggali nilai dan fungsi penting guna mendukung perlindungan habitat koridor. Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diantaranya kelimpahan populasi owa jawa, kelimpahan populasi surili, kelimpahan populasi lutung, kelimpahan populasi babi hutan dan kelimpahan populasi muntjak. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi kondisi umum lokasi penelitian seperti letak, luas, status lokasi penelitian, flora dan fauna di lokasi penelitian. Metode pengambilan data dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Pengambilan data langsung dengan metode jalur, systematic sampling with random start, IS 16 %. Metode terkonsentrasi dilakukan pada wilayah-wilayah yang diketahui menjadi daerah konsentrasi satwa. Pengumpulan data secara tidak langsung dengan metode jejak, dengan penghitungan 2 kali berturut-turut pada plot contoh yang dibuat. Ukuran plot contoh 1 x 1 m2 pada daerah-daerah yang menjadi jalur pergerakan satwa. Dilakukan juga analisis vegetasi untuk mengetahui komposisi vegetasi. Koridor merupakan rangkaian perbukitan yang menghubungkan habitat Gunug Halimun dan habitat Gunug Salak. Memiliki kelerengan rata-rata 30%, kategori kemiringan rumit, sangat curam dengan limpasan air cepat sampai sangat cepat sehingga rawan erosi. Tanah latosol coklat, salah satu jenis tanah dewasa dengan proses pembentukan horison B, kemampuan produksi tinggi karena unsur-unsur hara dalam tanah cukup tersedia, drainase baik sehingga sirkulasi udara dalam tanah berlangsung baik. Koridor merupakan daerah sumber air bagi kawasan dibawahnya, ada 13 aliran sungai di dalam kawasan koridor. Terdapat 5 jalan tembus dari perkampungan sisi utara dan selatan. Jalan yang paling lebar (3 m), jalan potong di tengah koridor. Empat jalan lainnya dengan lebar rata-rata 1,5 meter menjadi pembatas kedua ujung koridor dengan habitat G. Halimun dan G. Salak. Perpotongan oleh satu jalan utama di tengah koridor dengan dua di ujung barat dan timur membentuk koridor menjadi dua pulau habitat.