Show simple item record

dc.contributor.authorPerangin-angin, Demita Natalita
dc.date.accessioned2011-06-09T06:45:06Z
dc.date.available2011-06-09T06:45:06Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/46055
dc.description.abstractKebutuhan kayu di Indonesia yang semakin meningkat menjadi suatu masalah karena tidak diimbangi dengan produksi kayu yang terus menerus mengalami penurunan. Pemerintah akhirnya mengeluarkan kebijakan untuk membangun Hutan Tanamaan Industri (HTI) dengan tujuan menambah pasokan kayu yang berasal dari hutan-hutan alam dan untuk merehabilitasi lahan-lahan yang terdegradasi (FWI & GFW, 2001). HTI mulai dikembangkan di Indonesia pada pertengahan tahun 1980-an. Salah satu tujuan pembangun pembangunan HTI adalah menjamin keberlangsungan produksi kayu bagi industri pulp yang berkembang pesat di Indonesia dan membuka lapangan tenaga kerja dan kesempatan usaha. Menurut Stenzel et al, (1985) dalam Nugroho (2003) berdasarkan sistem operasinya , pemanenan hutan dibagi ke dalam dalam dua kelompok yaitu (a) Operasi oleh perusahaan (company operation) dan (b) Operasi oleh kontraktor (contract operations).en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subjectIndustri pemanenan hutanen
dc.subjectBiaya Transaksien
dc.subjectSumatera Utara-Porseaen
dc.titleHubungan biaya transaksi terhadap kinerja kontraktual antara usaha kecil menengah industri pemanenan hutan(UKM-IPH) dengan hak pengusahaan hutan tanaman industri (HPHTI) PT. Toba Pulp Lestari, tbk.en


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record