dc.contributor.author | Artiyanto, Dwi Nugroho | |
dc.date.accessioned | 2011-06-09T06:36:03Z | |
dc.date.available | 2011-06-09T06:36:03Z | |
dc.date.issued | 2006 | |
dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/46043 | |
dc.description.abstract | Salah satu pemanfaatan tegakan pinus yang sudah lama dilakukan adalah sebagai penghasil getah. Di Indonesia, penyadapan getah pinus pertama kali dilakukan di Aceh, pada tahun 1924. Pabrik pengolahan getah pinus pertama didirikan pada tahun 1938 di Lampahan. Pabrik pengolahan tersebut dibangun oleh pihak Prancis, namun bekerja dengan kapasitas tidak penuh ( hanya bekerja beberapa hari dalam satu bulan) karena pasokan getah pinus masih kurang. Sementara itu, di Pulau Jawa, penyadapan getah pinus dimulai di lereng-lereng Gunung Lawu dan Gunung Wilis pada tahun 1947 (Soetomo, 1972). Pabrik pengolahan getah pinus di Jawa diantaranya berada di Bandung, Pekolangan, Cilacap, Pekalongan Ponorogo dan Trenggalek | en |
dc.publisher | IPB (Bogor Agricultural University) | |
dc.subject | Pengolahan gondorukem dan terpentin, | en |
dc.subject | Jawa Barat-Bandung | en |
dc.subject | Banten | en |
dc.title | Analisis biaya pengolahan gondorukem dan terpentin di OGT.Sindangwangi, KPH Bandung Utara, Perum Perhutani Unit III, Jawa Barat-Banten | en |