Analisa potensi waduk rukoh dalam memenuhi kebutuhan air di Kabupaten Pidie
Abstract
Kabupaten Pidie sering mengalami masalah ketersediaan air. Air tersedia sebagian besar berasal dari Krueng Baro Geunik dan Krueng Tiro. Keberadaan air dari sumber-sumber tersebut melimpah pada musim hujan dan menjadi sangat terbatas pada musim kemarau. Oleh karena itu, perlu dilakukan penampungan kelebihan air untuk digunakan di saat kekurangan air, salah satunya yaitu melalui pembangunan waduk. Lokasi yang dipilih sebagai daerah tampungan air waduk yaitu Krueng Rukoh dengan Krueng Tiro sebagai pencatu airnya. Simpanan air waduk diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air daerah irigasi Baro (11,950 ha) dan Tiro (6,330 ha) serta kebutuhan air domestik di 13 kecamatan (216,718 jiwa) dengan perkiraan penambahan penduduk sebesar 0.52 % sehingga perlu dilakukan analisa ketersediaan dan kebutuhan air. Tujuannya yaitu untuk mengetahui potensi waduk dalam memenuhi kebutuhan air. Krueng Rukoh dan Tiro belum terdapat pos duga air sehingga digunakan data debit dari pos duga air daerah aliran yang memiliki karakteristik hampir sama untuk menduga ketersediaan air, yaitu Kr. Baro Geunik. Kendala keterbatasan data debit didekati melalui suatu model hidrologi, yaitu model tangki. Input model tangki yaitu curah hujan harian dan evapotranspirasi aktual. Keluaran model tangki berupa debit harian. Bila keluaran model jauh dari harapan maka dilakukan parameterisasi hingga diperoleh debit model mendekati debit observasi. Pendugaan debit Kr. Baro Geunik menghasilkan R2 sebesar 0.7 sehingga model dapat digunakan dengan asumsi bahwa kondisi DAS tidak berubah. Data debit Krueng Tiro dan Rukoh diperoleh melalui proporsi luas daerah pengaliran. Hasil analisa neraca air diperoleh defisit tertinggi sering terjadi pada bulan September periode I, sedangkan surplus tertinggi pada bulan November periode II. Kumulatif defisit terjadi sebesar 83.32 x 106 m3. Hasil analisa tampungan waduk yang dilakukan oleh PT. Wahana Adya (2005) diperoleh bahwa tampungan efektif waduk rukoh sepanjang umur waduk yaitu 120.123 x 106 m3 sehingga tampungan air yang tersedia selama umur waduk akan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan melalui pengaturan pola operasi dengan asumsi bahwa persentase penambahan penduduk dan luas daerah irigasi tetap. Kata kunci : model tangki, neraca air