Uji efektivitas pupuk NPK plus humik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung (Zea mays L.), dan sifat kimia tanah pada tanah ultisol Cijayanti, Bogor
Abstract
Di dalam sektor pertanian, jagung merupakan salah satu tanaman palawija yang ditanam oleh penduduk Indonesia. Jagung merupakan tanaman yang memiliki kandungan gizi dan serat kasar yang cukup tinggi. Jagung digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti untuk pangan, pakan dan bahan industri, sehingga kebutuhan akan jagung cukup tinggi. Ultisol merupakan tanah yang dominan di Indonesia yang juga digunakan untuk menanam jagung. Tanah ini bersifat asam, memiliki kejenuhan basa yang rendah, miskin unsur hara, dan memiliki kandungan Al tinggi yang dapat meracuni tanaman, dan menyebabkan fiksasi P. Untuk meningkatkan produktivitas tanah ini, dibutuhkan pemupukan. Menurut Goenadi dan Sudharma (1995) asam humik dapat meningkatkan penyerapan hara pada tanaman secara signifikan. Karena itu, penggunaan pupuk NPK yang telah dicampur dengan asam humik dapat mengoptimalkan pemanfaatan pupuk oleh tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pupuk NPK plus Humik dibandingkan dengan pupuk konvensional dalam meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman jagung, dan dalam meningkatkan kesuburan tanah setelah panen. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Kebun Percobaan Parungaleng, Cijayanti, Bogor dan Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan enam perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang diberikan terdiri dari Kontrol (tanpa pupuk), Pupuk Konvensional, Pupuk NPK plus Humik 25%, Pupuk NPK plus Humik 50%, Pupuk NPK plus Humik 75%, dan Pupuk NPK plus Humik 100%. Terdapat 18 lahan petakan percobaan, masing-masing berukuran 3 m x 3 m. Parameter penelitian meliputi pertumbuhan tanaman, jumlah daun, berat kering biomassa, pipilan kering dan sifat kimia tanah setelah panen. Hasil penelitian menunjukan bahwa setiap perlakuan tidak nyata mempengaruhi tinggi tanaman dan jumlah daun untuk 3 MST dan 5 MST, namun berbeda nyata pada 7 MST dan 9 MST dengan penambahan dosis NPK plus Humik. Semua perlakuan secara signifikan mempengaruhi jumlah pipilan kering dan biomassa kering tanaman. Perlakuan kontrol memiliki tingkat jumlah pipilan kering dan biomassa kering tanaman yang paling rendah. Perlakuan pupuk NPK plus Humik memiliki bobot biomassa kering tanaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk konvensional, kecuali pada perlakuan NPK plus Humik 100%. Hanya pada perlakuan NPK plus Humik 50% dan 75% yang memiliki nilai bobot pipilan yang tinggi, dibandingkan dengan perlakuan pupuk konvensional. Nilai jumlah pipilan kering dan biomassa kering tanaman yang tertinggi dihasilkan oleh perlakuan NPK plus Humik 75% berturut – turut 24.41 ton/ha dan 4.25 ton/ha. Perlakuan tidak berpengaruhi nyata terhadap pH, basabasa yang dapat dipertukarkan (Ca, Mg, Na, K), KTK, P- HCl, P-Bray dan Corganik, akan tetapi secara nyata meningkatkan N-total dan kejenuhan basa, dan secara nyata mengurangi Al-dd.