dc.description.abstract | Penderita malaria masih tinggi jumlahnya di Indonesia. Oleh karena itu, sangat penting dilakukan identifikasi obat herbal yang mempunyai aktivitas anti plasmodium. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat senyawa alkaloid akar tumbuhan Albertisia papuana Becc yang mempunyai aktivitas anti malaria secara in vitro, khususnya terhadap parasit Plasmodium falciparum. Ekstraksi dengan n-heksana dan etanol 80%, serta dipisahkan dengan kromatografi kolom kilas dengan pelarut diklorometana : metanol (1:1) Ekstrak kasar dan fraksi dilakukan uji anti P. falciparum pada galur resisten klorokuin (W2) dan galur sensitif (D6). Konsentrasi zat uji 0,01; 0,1; 1; 10; 100; 1000 μg/mL untuk ekstrak kasar dan konsentrasi zat uji untuk fraksi 1, 10, 100 μg/ml, serta menggunakan klorokuin dan etanol sebagai kontrol. Kemudian dimasukan sebanyak 100 μl suspensi parasit dan inkubansi pada 37oC selama 48 dan 72 jam. Indikator aktivitas ditunjukkan sebagai persentase penghambatan dari jumlah skizon yang hidup per 200 aseksual parasit. Hasil menunjukkan bahwa aktivitas anti plasmodium berhubungan dengan konsentrasi. Konsentrasi rendah sebesar 10 μg/mL dari ekstrak kasar alkaloid mampu menghambat pertumbuhan P. falciparum pada W2 sebesar 86,06% dan D6 sebesar 97,16%, pada 48 jam inkubasi. Fraksi 2 dengan konsentrasi 1,10 dan 100 μg/mL menunjukkan tingginya penghambatan antara 83,90-100% dari kedua galur. Identifikasi komponen bioaktif dengan infra merah menunjukkan fraksi 2 dari ekstrak akar Albertisia papuana Becc memiliki gugus fungsi -C-N strech, -C-O eter, C=C aromatik, -CH2, -CH3 stretch, -N-H, -OH dan overtone benzene. Kesimpulannya Albertisia papuana Becc diduga mengandung senyawa alkaloid yang potensial sebagai anti plasmodium. | |