Show simple item record

dc.contributor.authorYuliawati
dc.date.accessioned2011-05-05T02:52:11Z
dc.date.available2011-05-05T02:52:11Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/44896
dc.description.abstractIndonesia sedang mengalami krisis energi sehingga perlu mencari sumber energi alternatif lain, salah satunya yaitu dengan pemanfaatan tanaman ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) sebagai bahan baku bioetanol. Penanaman ubi kayu secara besar-besaran membutuhkan pengetahuan mengenai pengelolaan tanaman yang baik serta organisme pengganggu tanaman tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pengelolaan tanaman dan organisme pengganggu tanaman (OPT) ubi kayu oleh petani di Kecamatan Ciemas Sukabumi dan Kecamatan Dramaga Bogor. Survei dilakukan di pertanaman ubi kayu yang berlokasi di Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi Selatan dan Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Informasi mengenai pengelolaan tanaman dan organisme pengganggu tanaman ubi kayu diperoleh melalui wawancara dengan petani dan pengamatan langsung pada petak pertanaman. Di Kecamatan Ciemas, petani yang menanam ubi kayu lebih banyak melakukan pola tanam dengan cara tumpangsari (55%), sedangkan di Kecamatan Dramaga lebih banyak melakukan pola tanam monokultur (70%). Petani di Kecamatan Ciemas banyak menanam varietas Darul Hidayah, Manggu, Adira, dan Mekar Manik sedangkan petani di Kecamatan Dramaga banyak menanam varietas putih, mentega dan Bogo. Pengolahan tanah, pemupukan dan pemeliharaan yang dilakukan oleh petani di dua Kecamatan tersebut relatif sama. Pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan garpu dan cangkul. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk organik (pupuk kandang) dan pupuk an-organik (urea, TSP, dan KCl). Petani di Kecamatan Ciemas menggunakan pupuk cair sedangkan petani di Kecamatan Dramaga tidak menggunakannya. Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan cara penyulaman, penyiangan dan pengguludan tanah. Pada umumnya petani melakukan pembuangan tunas dalam budidaya ubi kayu. Hama yang banyak menyerang tanaman ubi kayu di Kecamatan Dramaga adalah tungau, kutu putih, dan kutu kebul sedangkan di Kecamatan Ciemas adalah babi, rayap dan uret/lundi. Serangan hama tungau (Tetranychus urticae) di Kecamatan Ciemas mencapai 75% sedangkan di Kecamatan Dramaga hanya 38%. Kutu putih (Paracoccus marginatus) hanya ditemukan di Kecamatan Dramaga (97%). Serangan kutukebul (Aleurodicus dispersus Rusell) di Kecamatan Dramaga lebih berat (70%) dibandingkan dengan serangan di Kecamatan Ciemas (1%). Patogen yang ditemukan adalah Xanthomonas sp (penyebab hawar daun) dan Cercoporium henningsii (penyebab bercak coklat). Serangan Xanthomonas sp di Kecamatan Ciemas mencapai 88% bahkan di Kecamatan Dramaga hingga 100%. Serangan C. henningsii di Kecamatan Ciemas lebih berat (59%) dibandingkan dengan serangan di Kecamatan Dramaga (3%). Pada umumnya petani tidak melakukan pengendalian OPT. Nilai B/C di Kecamatan Ciemas lebih kecil (0,473) dibandingkan dengan Kecamatan Dramaga (2,142).en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePengolahan tanaman dan organisme pengganggu tanaman (OPT) ubi kayu [Manihot esculenta Crantz] di Kecamatan Ciomas, Sukabumi dan Kecamatan Dramaga, Bogoren


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record