Show simple item record

dc.contributor.authorIqbal, Muhammad
dc.date.accessioned2011-05-04T07:32:19Z
dc.date.available2011-05-04T07:32:19Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/44846
dc.description.abstractKota Surakarta terletak di Provinsi Jawa Tengah dan dibatasi oleh empat Kabupaten di sekitarnya, yaitu Sukoharjo, Karanganyar, Boyolali, dan Sragen. Secara geografis, Kota Surakarta terletak di koordinat 110 45’ 15” – 110 45’ 35” BT dan 70’ 36” -70’ 56 ” LS. Secara administratif, Kota Surakarta yang memiliki luas 4400 Ha ini, terdiri dari lima kecamatan, yaitu Jebres, Banjarsari, Laweyan, Serengan, dan Pasarkliwon. Lanskap Kota Surakarta (Solo) awalnya berkembang di tepian Sungai Bengawan Solo pada saat Kota Surakarta sebagai ibukota Kerajaan Mataram. Invasi koloni Belanda di Nusantara telah banyak merubah karakter asli kota ini yang sebelumnya menggunakan transportasi air sebagai moda transportasi utama. Pemerintah kolonial mulai membangun Kota Surakarta pada tahun 1740 M dengan berbagai infrastruktur termasuk jalan-jalan yang membentuk pola kotak (grid). Untuk membuka akses menuju Kota Semarang, sebuah jalan dibangun memanjang dari timur ke barat bernama Wihelminaan, yang kini bernama Jalan Slamet Riyadi. Agar nilai-nilai sejarah dan budaya yang ada di jalur tersebut tetap lestari dan dapat dimanfaatkan potensinya untuk tujuan wisata, maka rencana pengembangan jalan ini perlu didukung dengan perencanaan lanskap jalur interpretasi yang baik serta searah dengan program pemerintah setempat. Oleh karena itu, perencanaan lanskap jalur interpretasi Jalan Slamet Riyadi Kota Surakarta sebagai jalur wisata sejarah budaya perlu dilakukan dengan harapan agar dapat memberikan pengalaman wisata yang menarik dan menyenangkan bagi pengunjung, serta secara tidak langsung menjaga kelestarian nilai sejarah dan budaya kawasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelusuran sejarah yang terdiri dari studi literatur, wawancara dengan narasumber, dan pengamatan lapang (survey). Adapun tahapan kerjanya didasarkan pada tahapan perencanaan menurut Gold (1980). Tahapan-tahapan perencanaan tersebut adalah: persiapan, inventarisasi, analisis, sintesis, perencanaan, dan perancangan. Penelitian ini hanya dilaksanakan hingga tahap perencanaan dengan penambahan tahap penyusunan konsep sebelum tahap perencanaan. Dalam perencanaan lanskap ini, ada empat aspek yang digunakan, yaitu aspek biofisik, aspek sejarah, aspek budaya, dan aspek wisata. Selain keempat aspek tersebut juga digunakan data kondisi umum. Dari hasil identifikasi sumberdaya wisata sejarah budaya didapatkan obyek-obyek wisata potensial beserta atraksinya. Selanjutnya hasil analisis merupakan gabungan dari analisis keempat aspek di atas yang menghasilkan sebuah peta komposit. Untuk menghasilkan peta komposit digunakan pembobotan, yaitu: aspek sejarah (30%), aspek budaya (30%), sub aspek obyek wisata (20%), dan sub aspek atraksi wisata (20%). Kemudian digolongkan ke dalam tiga zona potensi wisata, yaitu potensi tinggi, potensi sedang, dan potensi rendah. Selanjutnya dalam tahap sintesis dibuat peruntukan ruang untuk masing-masing potensi tersebut.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePerencanaan lanskap jalur interpretasi wisata sejarah budaya jalan Slamet Riyadi Kota Surakartaen


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record