Kajian Potensi Ekstrak Tanaman Tanaman Obat Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) dan Beluntas (Pluchea indica Less) Sebagai Alternatif Bahan Obat Flu Burung:
Abstract
Avian Influenza (AI) atau flu burung merupakan penyakit yang menyita perhatian dunia beberapa tahun terakhir ini, khususnya Indonesia. Kasus flu burung pada manusia di Indonesia terus bertambah, bahkan menurut laporan World Health Organization (2009) jumlah kasus positif flu burung di Indonesia adalah yang tertinggi di dunia, yaitu 141 orang, dari jumlah total kasus positif flu burung di dunia 399 orang. Pemerintah Indonesia telah menetapkan bahwa obat untuk penderita flu burung adalah oseltamivir carboxylate (Tamiflu®), akan tetapi terdapat beberapa masalah dari obat ini yaitu, bahan bakunya berasal dari tanaman star anise (Illicium verum) harus diimpor seluruhnya dari Vietnam atau China, harganya mahal, dan terdapat kecenderungan resistensi terhadap oseltamivir. Oleh karena itu perlu secepatnya mencari alternatif sumber bahan baku obat flu burung yang diharapkan tidak saja dapat lebih efektif mengatasi penyakit ini tetapi juga lebih mudah diperoleh dan murah biayanya. Metode penelitian dibagi menjadi dua tahapan, yaitu persiapan ekstrak dan pengujian hambatan virus ke sel. Pembuatan ekstrak meliputi sortasi, pencucian, pengeringan, pengilingan dan ekstrasi. Ekstraksi dilakukan dengan pelarut alkohol 95%. Penentuan kadar komponen kimia dalam ekstrak dilakukan dengan menggunakan metode kromatografi gas-spektrometri massa (KG-SM). Tahap akhir dari penyiapan ekstrak adalah sterilisasi ekstrak menggunakan radiasi, kemudian masing-masing ekstrak sambiloto dan beluntas dibagi menjadi tiga macam konsentrasi, yaitu 10% (μL/ μL), 20%, 30%.
Collections
- MT - Veterinary Science [914]