Perubahan Basil Tangkapan Lestari Ikan Pelagis di Laut Jawa dan Sekitarnya
Abstract
Alat tangkap pukat cincin sebagai alat utama pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis kecil perbuna kali diperkena.lkan di Indonesia pada tahun 1970 dimana perairan pantai utara Jawa merupakan wilayah awal introduksi teknologi tersebuL Perkembangan historis memperlihatkan bahwa eksploitasi terbadap populasi ikan pelagis kedl berkembang ke lepas pantai Laut Jawa hingga Selat Maka.ssar sejalan dengan dinamika perikanan yang dicirikan oleh perubahan kapasitas lampung basil tangka~ perluasan daerah dan perubahan strategi penangkapan. Stum ini menggambarkan evaluasi stok ibn pelagis berdasarkan kumpulan data perikanan pubt eincin seIama periode tahun 1976 -2001. Hasil penelitian menun;ukkan bahwa perluasan daerah penangkapan dan strategi penangkapan teIah menghasilkan ni1ai tingkat eksploitasi dan maksimum basil tangkapan lestari yang berbeda. Pada periode 1985-1990, perkiraan nilai biomasa sebesar 120,000 ton dengan basil tangkapan maksimum lestari (Ct.isY) sebesar 54.800 ton. Analisis terbadap data periode 1991-2001 menunjukkan nilai biomasa mencapai dua kali lebih besar dari pada periode sebelumnya dengan Ct.tsY sebesar 69.900 ton. Aplikasi model surplus produksi pada kurun waktu tahun 1985 -1990, menghasilkan perkiraan tingkat eksploitasi yang telah meIampaui basil tangkapan maksimum lestari (EMSY dan CMSY). Pada periode 1991 -2001 dan periode 1985 -2001, tingkat eksploitasi belum mencapai upaya penangkapan yang optimum (EMSY) dan rata-rata basil tangkapan masih lebih rendah dari CMSY.