dc.description.abstract | Kultur jaringan merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperbanyak tanaman secara aseksual. Sebagian kecil dari organ tanaman yang disebut eksplan seperti daun, tunas atau akar diambil untuk kemudian ditempatkan pada sebuah tabung yang steril, didalamnya terdapat media tanam yang mengandung campuran nutrisi, gula, vitamin dan hormon dengan komposisi tertentu sehingga eksplan dapat tumbuh dengan cepat dan membentuk sebuah tanaman yang utuh. Dengan metode ini, perbanyakan tanaman dapat dilakukan kapan saja (tidak tergantung musim) dan dalam waktu yang relatif singkat, selain itu tanaman yang dihasilkan akan mempunyai sifat sama atau seragam dengan induknya sehingga banyak digunakan untuk kebutuhan penelitian dan konservasi tanaman. Untuk tujuan penelitian, sering dibutuhkan data kuantitatif variabel-variabel morfologi tanaman (seperti jumlah daun, jumlah akar, jumlah batang, luas penampang daun dan intensitas kehijauan daun) sehingga dapat dilakukan pengolahan data dengan metode-metode statistik untuk tujuan penarikan kesimpulan lebih lanjut. Namun, pengukuran secara manual untuk mendapatkan data-data kuantitatif tersebut terkadang membutuhkan destructive test, kalaupun tidak pasti terjadi kontak fisik dengan tanaman yang mengakibatkan kemungkinan besar tanaman tidak dapat melanjutkan pertumbuhannya karena kontaminasi dari mikroorganisme lain. Untuk mengatasi kendala tersebut, beberapa peneliti mencoba untuk memanfaatkan teknologi computer vision sehingga kontak fisik dan destructive test dapat dihindari. Pengukuran dilakukan terhadap citra digital dari tanaman dan melalui penerapan teknik-teknik image processing, data yang terkandung dalam citra digital kemudian dirubah menjadi informasi morfologi tanaman. Hasilnya cukup memuaskan, hanya saja sistem yang dikembangkan pada penelitian-penelitian tersebut belum dipersiapkan untuk dapat bekerja secara otomatis dan real time. | id |