Show simple item record

dc.contributor.authorSumantri, Arif
dc.date.accessioned2010-10-26T03:05:40Z
dc.date.available2010-10-26T03:05:40Z
dc.date.issued2008
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/41245
dc.description.abstractDi Indonesia DBD pertama kali terjadi di Surabaya pada tahun 1968, jumlah penderita yang dilaporkan pada waktu itu adalah 58 penderita, 24 (41,3%) diantaranya meninggal. Dalam tahun 1988 DBD berjangkit di 156 daerah tingkat II (di 23 Provinsi) dengan jumlah penderita 15.340 orang, 549 (3,6%) diantaranya meninggal. Meskipun angka kematian DBD cenderung menurun, yaitu dari 41,3% (1968) menjadi 3,6% (1988) penyebarannya semakin luas. Sampai tahun 2002, semua Provinsi telah melaporkan kasus DBD. Selama 36 tahun sejak ditemukannya kasus DBD hingga bulan Maret 2004, sudah 12 Provinsi yang dinyatakan sebagai daerah kejadian luar biasa (KLB). Upaya pencegahan penyebaran penyakit DBD dapat dilakukan dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada di Provinsi DKI Jakarta. Ada beberapa potensi sumber daya yang dapat dikelola dalam melakukan pencegahan penyebaran penyakit DBD; (1) Potensi memanfaatkan sumber daya alam sebagai upaya budidaya tanaman anti nyamuk. (2) Potensi pemanfaatan program PHBS sebagai perwujudan paradigma sehat dalam membentuk perilaku hidup bersih sehat, dan (3) Pemanfaatan pengelolaan lingkungan yang simetris pada lingkungan seranga penular nyamuk Aedes aegypti dan lingkungan aktivitas manusia sebagai potensi yang dijadikan untuk pencegahan berbasis lingkungan terhadap penyebaran penyakit.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleModel Pencegahan Berbasis Lingkungan Terhadap Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Propinsi DKI Jakartaid
dc.title.alternativeIPB (Bogor Agricultural University)id


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record