dc.description.abstract | Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia meningkatkan kebutuhan interpretasi hasil-hasil pengukuran antropometri untuk mengevaluasi status gizi dan kesehatan mereka. Oleh karena tinggi badan adalah komponen beberapa indikator status gizi, maka pengukuran tinggi badan individu secara tepat sangat penting. Tetapi mendapatkan hasil pengukuran yang akurat pada manusia usia lanjut cukup sulit karena masalah postur tubuh yang berubah, atau harus duduk di kursi roda atau tempat tidur. Tujuan studi adalah untuk mengembangkan model prediksi tinggi badan lansia berdasarkan prediktor tinggi lutut, panjang depa, tinggi duduk, wilayah tempat tinggal (desa dan kota), jenis kelamin, usia, asupan zat gizi kalsium tingkat aktivitas fisik, dan ekonomi (tingkat pendidikan akhir). Studi telah dilakukan pada 812 lansia Etnis Jawa di 6 lokasi yaitu Kota Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Kabupaten Magetan, Wonogiri, dan Gunung Kidul. | id |