Show simple item record

dc.contributor.advisorSlamet, R. Margono
dc.contributor.advisorAsngari, Pang S.
dc.contributor.advisorTjitropranoto, Prabowo
dc.contributor.advisorSumardjo
dc.contributor.authorHarijati, Sri
dc.date.accessioned2010-10-19T06:42:24Z
dc.date.available2010-10-19T06:42:24Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/40865
dc.description.abstractJumlah rumah tangga petani gurem atau petani berlahan sempit terus meningkat terutama di wilayah perkotaan. Pertanian lahan sempit di perkotaan dapat menjadi tumpuan petani dan keluarganya secara berkelanjutan dan menguntungkan; yaitu jika petani memiliki kompetensi agribisnis dan mendapat dukungan sistem agribisnis yang disertai proses pembelajaran secara berkelanjutan. Kompetensi agribisnis adalah kemampuan petani dalam berusahatani yang merupakan integrasi atau keselarasan pengetahuan, sikap mental, dan keterampilan agribisnis petani yang melahirkan perilaku untuk menyelesaikan masalah berusahatani. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi: (1) potensi petani berlahan sempit, (2) tingkat kompetensi agribisnis petani berlahan sempit, (3) faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi agribisnis dan kinerjanya, serta (4) merumuskan strategi yang efektif meningkatkan kompetensi agribisnis dan kinerja petani. Penelitian dilakukan terhadap petani sayuran di Jakarta Timur, Depok, Kota dan Kabupaten Bandung; responden dipilih secara cluster random sampling nonproporsional. Pengumpulan data dilakukan terhadap 240 responden dengan menggunakan teknik survei dan interview, sejak Oktober 2004 sampai dengan Juni 2005. Analisis deskriptif dan model persamaan struktural (structural equation model atau SEM) digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 63.8 persen petani berlahan sempit memiliki kompetensi tergolong rendah; 30.4 persen memiliki kompetensi sedang; dan hanya 5.8 persen petani yang memiliki kompetensi tinggi. Rendahnya kompetensi agribisnis ditunjukkan oleh rendahnya sikap mental dan keterampilan agribisnis yang dimiliki petani berlahan sempit, meskipun dengan tingkat pengetahuan yang tidak rendah. Peningkatan kompetensi agribisnis petani dipengaruhi oleh sejumlah karakteristik petani, yaitu pemenuhan kebutuhan berkembang, motivasi berusahatani, dan sifat kewirausahaan; dan faktor lingkungan usahatani, khususnya sumber informasi. Pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap kompetensi agribisnis petani terjadi melalui proses pembelajaran berupa kegiatan kelompok tani dan penyuluhan. Berdasarkan model struktural yang terbangun, strategi yang efektif meningkatkan kompetensi agribisnis dan kinerja petani berlahan sempit, adalah: (1) pengembangan kelompok tani yang dibangun atas inisiatif petani dan memiliki manfaat sesuai kebutuhan petani berlahan sempit dan (2) pengaktifan kegiatan penyuluhan yang dapat mendorong pembentukan kelompok tani, serta didukung penyuluh yang kompeten agribisnis, memberikan materi sesuai kebutuhan petani, serta memiliki intensitas pertemuan dengan petani minimal satu kali satu bulan.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePotensi dan Pengembangan Kompetensi Agribisnis Petani Berlahan Sempit: Kasus Petani Sayuran di Kota dan Pinggiran Jakarta dan Bandungid
dc.subject.keywordAgricultural extension
dc.subject.keywordAgribusiness competency
dc.subject.keywordSmall-land scale farmers
dc.subject.keywordUrban and peri-urban agriculture
dc.subject.keywordFarmer groups


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record