Show simple item record

dc.contributor.advisorGonarsyah, Isang
dc.contributor.advisorRustiadi, Ernan
dc.contributor.advisorJuanda, Bambang
dc.contributor.authorVipriyanti, Nyoman Utari
dc.date.accessioned2010-10-18T07:47:14Z
dc.date.available2010-10-18T07:47:14Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/40817
dc.description.abstractSejak akhir abad ke 20 telah terjadi perkembangan pesat dalam pemikiran dan penelitian modal sosial. Bagaimanapun, perkembangan tersebut tetap saja meninggalkan sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan peran modal sosial dalam kesejahteraan rumah tangga dan pembangunan wilayah. Premis dasar penelitian ini bahwa modal sosial adalah faktor produktif yang memberikan manfaat bagi setiap individu yang mampu membangun hubungan dengan individu lain. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengkaji komponen dominan modal sosial di Bali, (2) mengidentifikasi dan menganalisis peran modal sosial dengan pembangunan dan kesejahteraan, (3) menganalisis prospek kebijakan pemerintah dalam rangka menguatkan modal sosial masyarakat. Daerah penelitian ditentukan secara purposive berdasarkan kinerja perekonomian kabupaten/kota di Bali dan responden dipilih secara random. Komponen dominan modal sosial dianalisis menggunakan structural equation model (SEM) khususnya confirmatory factor analysis sedangkan keterkaitan antar modal sosial dan pembangunan ekonomi wilayah dianalisis menggunakan model regresi dengan metode pendugaan two stage least square. Strategi kebijakan dalam penguatan modal sosial ditentukan melalui game analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Modal sosial di wilayah belum berkembang lebih rendah daripada di wilayah maju. Rasa percaya merupakan satu-satunya komponen dominan yang memberi kontribusi nyata terhadap modal sosial di wilayah maju dan organisasi modern di Bali. Komponen dominan modal sosial di wilayah belum berkembang adalah norma sedangkan komponen dominan modal sosial dalam organisasi tradisional adalah jaringan kerja; (2) Modal sosial memiliki keterkaitan yang nyata dengan tingkat kesejahteraan rumah tangga dan pembangunan ekonomi wilayah namun tidak memiliki keterkaitan yang nyata dengan kemiskinan dan laju pertumbuhan ekonomi wilayah. Modal sosial menyambung (bridging social capital) memberi kontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah sebaliknya memberi pengaruh positif terhadap total faktor produktifitas; (3) Bekerjasama merupakan strategi yang harus dipilih oleh rumah tangga, pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi untuk membangun modal sosial di tingkat makro walaupun strategi tersebut berarti semua pihak harus bersedia menanggung biaya sosial.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleStudi Sosial Ekonomi tentang Keterkaitan antara Modal Sosial dan Pembangunan Ekonomi Wilayah: Studi Kasus di Empat Kabupaten di Provinsi Baliid
dc.subject.keywordSocial capital
dc.subject.keywordEconomic development
dc.subject.keywordtrust
dc.subject.keywordNetwork
dc.subject.keywordNorm


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record