Show simple item record

dc.contributor.authorWasis, Basuki
dc.date.accessioned2010-10-13T06:32:25Z
dc.date.available2010-10-13T06:32:25Z
dc.date.issued2006
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/40622
dc.description.abstractPembangunan hutan tanaman di masa mendatang seharusnya mulai mengarah pada konsep intensifikasi dan tidak lagi penekanannya pada konsep ekstensifikasi. Konsep ekstensifikasi pada pengelolaan hutan alam dan hutan tanaman telah terbukti secara nyata menyebabkan hutan terdegradasi demikian cepat. Namun kendala yang dihadapi pada pembangunan hutan tanaman industri di lapangan adalah terjadinya suatu kesenjangan yang demikian besar antara kualitas tempat tumbuh dengan tuntutan pertumbuhan tegakan untuk menghasilkan produktivitas hutan tanaman yang tinggi. Kekhawatiran yang muncul pada pembangunan hutan tanaman industri A. mangium pada lahan terdegradasi adalah kemungkinan terjadinya penurunan kualitas tempat tumbuh yang dicerminkan oleh peninggi pada daur kedua dan seterusnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran kecenderungan perubahan kualitas tempat tumbuh tegakan A. mangium, pada daur kedua dibandingkan terhadap daur pertama. Penelitian lapangan dilakukan di areal HTI PT Musi Hutan Persada Propinsi Sumatera Selatan, sedangkan analisa tanah dan tanaman di Laboratorium Tanah dan Kesuburan Tanah Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB. Penelitian ini menggunkan metoda survey dengan pengambilan data dilakukan pada umur 1 tahun sampai dengan 5 tahun yang diwakili oleh tiga petak berbentuk lingkaran ukur seluas 0,10 ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara nyata telah terjadi penurunan kualitas tempat tumbuh yang dicerminkan oleh penurunan peninggi pada daur kedua jika dibandingkan dengan daur pertama. Peninggi di lokasi penelitian secara nyata berkorelasi negatif dengan biomassa bintil akar, sedangkan umur, kandungan bahan organik dan kandungan air tersedia secara nyata berkorelasi positif dengan pertumbuhan A. mangium. Dibandingkan daur pertama pada daur kedua telah terjadi penurunan dimensi tegakan (diameter batang, tinggi total dan biomassa), penurunan pH tanah, kadar C organik tanah, N, Ca dan Mg tanah, kadar N, P dan K pada jaringan tanaman, kandungan hara N, P, K, Ca dan Mg pada biomassa. Selain itu neraca hara (N, P, K, Ca dan Mg) pada daur kedua bersifat negatif.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePerbandingan Kualitas Tempat Tumbuh antara Daur Pertama dengan Daur Kedua pada Hutan Tanaman Acacia mangium Willd (Studi Kasus di HTI PT Musi Hutan Persada, Propinsi Sumatera Selatan)id


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record