dc.description.abstract | Penggunaan bom dalam kegiatan penangkapan ikan merupakan ciri utama aktivitas kenelayanan destruktif di Pulau Barang Lompo. Para pelaku penangkapan ikan tersebut mempunyai sejumlah alasan, yaitu alasan memilih bom sebagai ‘alat’ penangkap ikan, alasan memilih daerah penangkapan ikan, alasan untuk tetap melakukan kegiatan penangkapan ikan secara ilegal, alasan menyuap petugas, dan alasan menjual ikan hanya kepada seorang pembeli saja (monopsoni). Ada tiga tingkat penyebab kenelayanan destruktif marak dilakukan oleh sebagian besar kalangan masyarakat setempat. Penyebab tingkat pertama terdiri dari kemiskinan, referensi yang dimiliki pelaku, konsumtivisme, cultural burden/pride, dan budaya agresif. Penyebab tingkat kedua berkenaan dengan interaksi antar kelompok stakeholders yang terkait dengan aktivitas kenelayanan di Pulau Barrang Lompo, yaitu interaksi antara pelaku penangkap ikan (yaitu nelayan) dengan punggawa pulau, interaksi antara punggawa pulau dengan punggawa darat dan punggawa lelang, dan interaksi antara nelayan dan para penegak hukum melalui punggawa pulau. Berbagai jenis interaksi ini dimulai dari penggunaan bom dalam proses penangkapan ikan sebagai alat pembunuh ikan dan berakhir dengan menempatkan nelayan sebagai pihak yang paling dieksploitasi. Selanjutnya, penyebab tingkat ketiga berkaitan dengan tidak adanya pemahaman yang sama (common understanding), terutama tentang kategori teknologi penangkapan ikan, kategori kerusakan sumber daya laut, kategori pelanggaran hukum dan solusi untuk menghentikan kegiatan kenelayanan destruktif. | id |