Show simple item record

dc.contributor.authorSaragih, Lamsek
dc.date.accessioned2010-09-30T02:36:53Z
dc.date.available2010-09-30T02:36:53Z
dc.date.issued1987
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/40120
dc.description.abstractPemeriksaan kebuntingan (PKB) diperlukan untuk memastikan apakah seekor ternak (sapi perah) bunting atau tidak setelah dikawinkan. PKB pada sapi dapat dilakukan melalui palpasi rektal terhadap korpus luteum (KL), palpasi rektal terhadap uterus dan isinya 60 hari setelah dikawinkan (IB) dengan ketepatan 95%, dan melalui pengukuran kadar progesteron dengan teknik radioimmunoassay (RIA) 21 - 24 hari setelah di IB melalui plasma darah dengan ketepatan 90% (Toelihere, 1985).Progesteron merupakan hormon reproduksi yang diproduksi KL dan plasenta dalam jumlah banyak pada sapi bunting, dan sedikit pada sapi tidak, bunting. Memiliki berat molekul 300 - 400, termasuk kedalam kelompok hormon steroid. Atas dasar-dasar inilah PKB dilakukan. (Zarrow, 1968).id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleAplikasi Teknik Radioimmunoassay sebagai Alat Pemeriksaan Kebuntingan pada sapi Melalui Pengukuran Kadar Progesteron di Dalam Air Susuid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record