View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Undergraduate Theses
      • UT - Faculty of Veterinary
      • UT - Veterinary Clinic Reproduction and Pathology
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Undergraduate Theses
      • UT - Faculty of Veterinary
      • UT - Veterinary Clinic Reproduction and Pathology
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Gambaran Histopatologi Organ Hati dan Ginjal Tikus pada Intoksikasi Akut Insektisida (Metofluthrin, D-Phenothrin, D-Allethrin) dengan Dosis Bertingkat.

      Thumbnail
      View/Open
      Abstract (115.1Kb)
      Fulltext (1.358Mb)
      PostScript (1.945Mb)
      Date
      2008
      Author
      Juhryyah, Sri
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk memberantas dan mengendalikan hama pengganggu. Penggunaan pestisida kini semakin meningkat, terutama insektisida untuk memberantas serangga di rumah tangga. Kasus keracunan akibat pestisida masih sering terjadi pada hewan dan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari gambaran histopatologi organ hati dan ginjal tikus pada intoksikasi akut insektisida (Metofluthrin, D-Phenothrin, D-Allethrin) per oral dengan dosis bertingkat. Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol dan 4 kelompok perlakuan yang diberi dosis 5000 mg/kg bb, 2500 mg/kg bb, 1250 mg/kg bb dan 625 mg/kg bb. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah kematian, perubahan perilaku, penimbangan berat badan, pemeriksaan patologi anatomi, kemudian pengambilan sampel organ hati dan ginjal untuk dibuat sediaan histopatologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian formulasi insektisida yang mengandung bahan aktif metofluthrin, dphenothrin dan d-allethrin menyebabkan perubahan histopatologi pada organ hati dan ginjal baik pada parenkim maupun interstisium berupa degenerasi hidropis, apoptosis, adanya endapan protein, dilatasi lumen tubulus dan edema ruang Bowman, serta kongesti. Perubahan yang terjadi cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya dosis. Dosis 5000 mg/kg bb merupakan dosis yang menyebabkan kematian sel paling banyak pada hati dan menyebabkan kematian 60% populasi tikus 24 jam setelah pemberian formulasi insektisida.
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/3450
      Collections
      • UT - Veterinary Clinic Reproduction and Pathology [1033]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository