Show simple item record

dc.contributor.authorBasyaruddin
dc.date.accessioned2010-07-16T03:09:43Z
dc.date.available2010-07-16T03:09:43Z
dc.date.issued2008
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/33347
dc.description.abstractAktivitas matahari berhubungan dengan aktivitas cuaca dan iklim dalam skala yang luas. Emisi gelombang pendek yang berasal dari letusan di permukaan matahari mampu mempengaruhi tingkat pemanasan pada atmosfer bumi hanya dalam jangka waktu relatif singkat, kemudian secara tidak langsung akan mempengaruhi pola sirkulasi atmosfer kearah kutub pada daerah lintang tinggi, atau dengan kata lain bahwa kenaikan tekanan paras muka laut kearah kutub bertambah besar dari daerah lintang yang mendapatkan suplai panas maksimum (ekuator). Berdasarkan penelitian bahwa efek yang ditmbulkan oleh aktivitas matahari terhadap permukaaan bumi tidak bersifat langsung. Akan tetapi, atmosfer adalah bagian bumi yang pertama menerima efek dari perubahan yang terjadi di permukaaan matahari. Efek yang ditimbulkan berbeda tiap lapisan atmosfer. Bagian atmosfer atas yang banyak kita kenal sebagai lapisan ionosfer (merupakan lapisan mesosfer dan termosfer) merupakan lapisan yang banyak mengandung elektron-elektron bebas. pada ketinggian sekitas 225 km, daerah ini mengalami densitas elektron yang bervariasi secara harian, musiman dan bergantung terhadap ketinggian / posisi matahari, serta dipengaruhi juga oleh adanya fenomena siklus 11-tahunan sunspot. Berdasarkan hasil penelitian, didapat bahwa pengaruh sunspot terhadap cuaca di Indonesia berbentuk persamaan nonlinier-kubik. Radiasi akan mengalami peningkatan apabila ada pengaruh kenaikan jumlah nilai sunspot di permukaan matahari. Sedangkan untuk unsur cuaca yang lain yaitu suhu udara dan RH tidak langsung dipengaruhi oleh perubahan sunspot di permukaan matahari. Hal ini dikarenakan suhu dan RH dipengaruhi oleh penerimaan radiasi matahari dipermukaan bumi serta pengaruh lintang dan tempat. Karena jumlah sunspot selalu berubah-ubah, maka menyebabkan radiasi yang dipancarkan matahari juga tidak selalu sama. Sehingga mengakibatkan radiasi rang diterima di bumi juga berubah dengan berubahnya jumlah sunspot. Ketika sunspot meningkat, perubahan radiasi yang terjadi tidak terlalu signifikan jika dibandingkan saat jumlah sunspot menurun, terjadi perubahan yang drastis. Hal lain yang menarik adalah adanya perbedaan antara hasil penelitian dengan literatur. Literatur menjelaskan bahwa suhu udara rata-rata di daerah tropika lebih rendah selama periode sunspot. Sedangkan hasil penelitian menjelaskan hal yang sebaliknya, yaitu selama periode sunpot suhu udara rata-rata lebih tinggi dari nilai normalnya.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleKeterkaitan Cuaca di Indonesia dengan Fenomena Bintik Matahari (Sunpot)id


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record