Evaluasi Kinerja Rehabilitasi Lahan di DAS Ciliwung Hulu dan Cisadane Hulu
Abstract
DAS Ciliwung dan Cisadane merupakan dua dari tiga DAS besar, termasuk Kali Bekasi, yang memberikan kontribusi besar terhadap banjir di JABOTABEK. Oleh karenanya DAS Ciliwung dan Cisadane termasuk dalam prioritas satu dan dua dengan kategori erosi tinggi dan rawan banjir. Monitoring hidrologi yang dilakukan mulai tahun 1996 sampai 2007 di DAS Ciliwung hulu dan Cisadane hulu sangat penting untuk mengevaluasi perkembangan karakteristik fisik DAS melalui indikator koefisien regim sungai (KRS) dan koefisien run off . Selain itu juga dilihat pengaruh perubahan penggunaan lahan dan upaya konservasi tanah dan air melalui program Gerakan Reboisasi Hutan dan Lahan (Gerhan) yang berlangsung dari tahun 2003 hingga 2007 terhadap debit sungai (peak and low flows) dan aliran permukaan. Koefisien run off adalah rasio antara total debit setahun (mm) dengan curah hujan total setahun (mm). KRS merupakan rasio antara debit harian maksimum (m3/det) selama setahun dengan debit harian minimum selama setahun (m3/det). Hasil koefisien run off dan KRS di korelasikan dengan perubahan penggunaan lahan dan program Gerhan di kedua DAS. Hal tersebut bertujuan untuk melihat sejauh mana perubahan penggunaan lahan dan program Gerhan mempengaruhi nilai koefisien run off dan KRS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai KRS tertinggi dari tahun 2003 sampai 2007 di Ciliwung hulu terjadi pada tahun 2007 sebesar 276,64. Hal tersebut diakibatkan tingginya curah hujan pada hari tersebut dan meningkatnya penggunaan lahan pemukiman hingga 63,74 % pada tahun 2008. Nilai terbesar koefisien run off DAS Ciliwung hulu dan Cisadane hulu terjadi pada tahun 1997 dengan masing-masing sebesar 0,86 dan 0,66, artinya sebesar 86 % dan 66 % dari curah hujan tahunan pada tahun 1997 menjadi aliran permukaan dan selebihnya sebagai air evapotranspirasi dan infiltrasi ke dalam tanah. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa perubahan penggunaan/penutupan lahan yang mempunyai hubungan sangat erat dengan nilai koefisien run off di Cisadane hulu adalah hutan dan pemukiman masing-masing sebesar -0,90 dan 0,99. Di sisi lain, perubahan penggunaan/penutupan lahan di Ciliwung hulu yang mempunyai hubungan sangat erat dengan koefisien run off adalah hutan, pemukiman dan lahan pertanian dengan koefisien korelasi masing-masing sebesar -0,95; 0,99 dan -0,85 . Hubungan antara luas Gerhan melalui kegiatan sipil teknis dengan run off di Cisadane Hulu mempunyai korelasi sangat erat. Sedangkan hubungan antara luas Gerhan melalui kegiatan sipil teknis dengan KRS dan run off di Ciliwung Hulu menunjukkan tidak ada korelasi. Hal ini disebabkan peningkatan luas pemukiman dan pengurangan hutan yang terjadi di Ciliwung Hulu lebih besar dibandingkan wilayah yang direhabilitasi oleh program Gerhan.

