Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis untuk Kajian Bahaya dan Resiko Bencana Alam di Kota Bogor Berbasis Geomorfologi
Abstract
Kota Bogor yang terletak di lingkar Jakarta, Ibu Kota Negara, banyak mengalami alih fungsi lahan, terutama dari lahan pertanian ke lahan terbangun. Kota Bogor juga terletak di sekitar gunungapi yang dapat aktif kembali di waktu mendatang dan dilalui oleh jaringan sungai yang hulunya juga berasal dari gunungapi tersebut. Berdasarkan gambaran di atas, maka Kota Bogor cukup berpotensi dari bahaya bencana alam, baik dari proses vulkanik, fluvial, maupun denudasional. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan memetakan daerah bahaya bencana alam di Kota Bogor dengan pendekatan geomorfologi serta melakukan analisis dan pemetaan daerah resiko bencana alam. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode pembobotan dan scoring terhadap faktor-faktor penentu bahaya dan resiko bencana alam yang didasarkan pada analisis bentuklahan, proses geomorfik, serta penggunaan lahan. Data penginderaan jauh dimanfaatkan untuk analisis geomorfologi sedangkan sistem informasi geografis (SIG) digunakan untuk analisis bahaya dan resiko. Kerja lapangan dilakukan untuk verifikasi hasil analisis serta untuk mendapatkan fakta di lapangan tentang sejarah bencana alam yang pernah terjadi di daerah penelitian. Berdasarkan hasil kajian geomorfologi dan kerja lapangan terdapat tiga jenis bahaya alam yang mengancam Kota Bogor, yaitu banjir, lahar, dan longsor. Ketiga bahaya tersebut hampir seluruhnya terkonsentrasi pada wilayah lembah sungai, kecuali longsor yang sebagian juga mengancam wilayah lereng kaki gunungapi. Luas total lembah sungai di Kota Bogor adalah 2928 ha atau 25,06 % dari luas total Kota Bogor, dan dari luasan tersebut 254 ha (8,67 %) terancam oleh bahaya banjir dari kelas tinggi hingga sangat tinggi, 650 ha (22,20 %) terancam oleh bahaya lahar kelas tinggi, dan 823 ha (28,13 %) terancam oleh bahaya longsor dari kelas tinggi hingga sangat tinggi. Saat sekarang sebagian besar wilayah lembah ini telah banyak digunakan sebagai areal permukiman, sehingga resiko bencana di wilayah ini terhitung cukup besar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa kawasan yang memiliki resiko tinggi mencapai 217 ha (1,86 %), resiko sedang 655 ha (5,61 %), resiko rendah 2056 ha (17,60 %), dan selebihnya 8757 ha (74,94 %) relatif aman dari bahaya alam gabungan, yaitu banjir, lahar, dan longsor. Mengingat adanya ancaman bencana alam dan resiko tersebut, maka progam mitigasi bencana alam sangat perlu diperhatikan oleh Pemerintah Kota Bogor dan mencakup pula terhadap evaluasi perencanaan tata ruang.