Show simple item record

dc.contributor.authorGultom, Yuris Napita
dc.date.accessioned2010-05-20T03:59:07Z
dc.date.available2010-05-20T03:59:07Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/23837
dc.description.abstractSecara keseluruhan ekspor di sektor peternakan sampai dengan bulan Agustus 2000 mencapai US$ 128,233 juta. Untuk tetap mempertahankan peningkatan ekspor tersebut, sektor peternakan harus lebih banyak mendapatkan perhatian. Dalam hal ini misalnya perlu dilakukan penelitian-penelitian yang berhubungan dengan efisiensi reproduksi dari ternak, atau teknik-teknik yang dapat mendukung untuk peningkatan efisiensi reproduksi. Salah satu usaha untuk meningkatkan efisiensi reproduksi adalah dengan melakukan superovulasi. Superovulasi adalah suatu teknik dalam reproduksi untuk meningkatkan jumlah sel telur yang diovulasikan sehingga jumlah korpus luteum meningkat kemudian sekresi estrogen dan progesteron meningkat. Jumlah estrogen dan progesteron yang meningkat ini berguna dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kelenjar susu uterus sehingga makanan embrio tercukupi. Superovulasi bisa dilakukan dengan pemberian PMSG yang memiliki aktivitas seperti FSH yaitu dapat meningkatkan jumlah folikel. Penelitian yang bertujuan untuk mempelajari efek peningkatan sekresi endogen hormon kebuntingan (estrogen dan progesteron) pada peningkatan efisiensi reproduksi terhadap hewan politokus dan mempelajari pengaruh superovulasi terhadap ukuran tubuh dan bobot organ anak tikus putih pada saat lepas sapih telah dilakukan di Laboratorium Fisiologi Bagian Fisiologi dan Farmakologi, Fakultas Keclokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus betina yang masih clara clari galur Sprague-Dawley berumur 10 minggu sebanyak 20 ekor clengan bobot baclan 180-200 gram. Tikus-tikus itu dikelompokkan ke dalam Rancangan Acak Lengkap pola satu arah dengan empat perlakuan penyuntikan PMSG. Tiap perlakuan terdiri atas lima ulangan. Perlakuan adalah penyuntikan PMSG dengan dosis 0; 37,5; 75; clan ISO IV/kg BB. Sampe1 yang digunakan aclalah 211 anak tikus usia lepas sapih clari 20 ekor induk dengan kisaran jumlah anak 6-14 ekor. Parameter yang diukur yaitu panjang kepala, panjang punggung, panjang kaki depan (kanan dan kiri), panjang kaki belakang (kanan dan kiri), bobot , bobot paruparu, bobot hati, bobot lambung, bobot limpa, bobot nilai, bobot ovarium/testis, dan bobot otak . Semua bobot organ dinyatakan dalam persen bobot organ per bobot badan. Kemudian dilakukan analisis data dengan uji ANaYA, jika terclapat perbedaan nyata (p<0,05) dilakukan uji Duncan agar dapat mengetahui kelompok perlakuan yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa superovulasi berupa penyuntikan PMSG pad a induk tidak berpengaruh terhadap panjang ukuran tubuh dan bobot organ anak tikus usia lepas sapih. Ukuran panjang punggung dengan jumlah litter 6-7 lebih panjang daripada litter >7 tetapi bobot lambung dan bobot otak lebih berat pada litter dengan jumlah 10 dibandingkan dengan litter < 10.id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)
dc.titleEfektivitas Penyuntikan Pmsg Sebelum Perkawinan Induk Pada Bobot Organ Dan Ukuran Tubuh Anak Tikus Putih Usia Lepas Sapihid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record