Show simple item record

dc.contributor.authorHudawali, Umbu Rihi Manang
dc.date.accessioned2010-05-20T03:32:58Z
dc.date.available2010-05-20T03:32:58Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/23771
dc.description.abstractKuda merupakan hewan yang diminati banyak orang karena beberapa manfaat diantaranya sebagai alat transportasi, sarana rekreasi dan hewan kerjalolahraga. Hewan kerja tentu memiliki kebugaran dan aktivitas jantung yang lebih baik karena kerja yang biasa dilakukan. Secara fisiologis aktivatas jantung menjadi penentu kelangsungan aktivitas tubuh yang lain. Fungsinya sebagai pemompa qarah dalam sistim sirkulasi untuk mengedarkan nutrisi dan oksigen bagi seluruh tubuh. Salah satu tolak ukur dalam aktivitas jantung adalah denyut jantung. Frekuensi denyut jantung bervariasi sesuai dengan kondisi fisiologis hewan. Peningkatan frekuensi denyut jantung dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor Inar yang meliputi: suhu lingkungan, pergerakan angin, kelembaban, penyakit dan faktor dalam yang meliputi: jenis hewan, kondisi badan, jenis kelamin, kebuntingan (laktasi), syok dan gerak badan (Edey, 1983). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pangaruh aktivitas harian dalam , kandang dan aktivitas di luar kandang terhadap denyut jantung kuda terlatih dan tidak terlatih serta perkiraan pemakaian oksigen. Kuda yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuda jantan jenis Sandel terlatih dan tidak terlatih, berumur sekitar 2.5-3.5 tahun, diperoleh dari desa Haikatapu, kecamatan Rindiumalulu, kabupaten Sumba Timur, NTT. Pengukuran denyut jantung pada kedua kelompok kuda dilakukan selama 24 jam, meliputi pengukuran di dalam kandang dan perlakuan aktivitas di luar kandang yang terdiri dari aktivitas berjalan, derap, galop dan masing-masing menempuh jarak 800 meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas yang rendah berpengaruh pada kelompok kuda terlatih (grup A) dan tidak terlatih (grup B), tetapi pada kuda tidak terlatih menunjukkan jumlah denyut yang lebih tinggi dibanding yang terlatih. Demikian pula pada aktivitas di luar kandang yang memperlihatkan perbedaan menyolok antara kedua kelompok kuda. Pada kuda grup B dengan aktivitas derap memperlihatkan peningkatan denyut jantung sebesar 200 denyut/menit sedangkan kuda terlatih dengan aktivitas galop hanya sebesar 155 denyut/menit. Hal ini membuktikan bahwa kuda terlatih mampu mengatur pemanfaatan nutrisi dan oksigen lebih efisien sesuai dengan tingkat aktivitas dibandingkan kuda tidak terlatih. Peningkatan denyut jantung seiring dengan peningkatan aktivitas sehingga dibutuhkan suplai darah dalam jumlah besar agar terpenuhi kebutuhan akan nutrisi (Guyton, 1990; Parakkasi, 1986).id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)
dc.titlePerubahan Frekuensi Jantung Pada Beberapa Aktivitas Knda Sandel Terlatih Dan Tidak Terlatihid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record