Show simple item record

dc.contributor.authorSukasmianto, R.
dc.date.accessioned2010-05-19T02:12:40Z
dc.date.available2010-05-19T02:12:40Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/22999
dc.description.abstractSubsektor pertanian tanaman pangan di Kabupaten Bogar merupakan salah satu subsektor penting, karena subsektor ini bukan saja berfungsi untuk meningkatkan produksi pertanian untuk pemenuhan kebutuhan pangan, melainkan juga untuk meningkatkan pendapatan petani di pedesaan dan mendukung pengembangan industri. Namun perkembangan subsektor pertanian tanaman pangan, khususnya padi sawah di Kabupaten Bogar menunjukkan penurunan bila ditinjau dari luas dan produksinya. Hal ini berimplikasi pada semakin sempitnya kepemilikan dan pengusahaan lahan pertanian tanaman pang an oleh petani, tingkat produktifitas pertanian tanaman pangan yang belum optimal dan pendapatan rumah tangga tani tanaman pang an masih relatif rendah. Keberhasilan pembangunan pertanian di Kabupaten Bogar tidak saja ditentukan oleh potensi lahan dan ketersediaannya, tetapi juga ditentukan oleh kelengkapan prasarana pelayanan, aksesibilitas dan transportasi, kependudukan dan tenaga kerja serta kelembagaan. Untuk mencapai hal tersebut di atas, diperlukan pendekatan tata ruang dan wilayah yang berkenaan dengan struktur pusat-pusat kegiatan dan pelayanan dalam suatu sistem hirarki serta wilayah pengembangan pertanian di Kabupaten Bogar. Penelitian ini bertujuan untuk : ( 1 ) Menentukan hirarki pusat-pusat pelayanan dan pertumbuhan wilayah kecamatan berdasarkan ketersediaan fasilitas pelayanan sosial ekonomi, ( 2) Membandingkan produktifitas lahan pertanian tanaman pangan di setiap hirarki wilayah, ( 3 ) Mengukur simpangan penggunaan lahan aktual terhadap kesesuaian lahan tanaman pangan, ( 4 ) Mengukur man-land ratio tanaman pangan berdasarkan ratio luas lahan tanaman pang an terhadap jumlah rumah tangga tani tanaman pangan, ( 5 ) Mengkaji manland ratio tanaman pangan per petani agar dapat memperoleh suatu tingkat pendapatan tertentu (di atas garis kemiskinan), ( 6 ) Mempelajari hubungan antara produktifitas lahan tanaman pang an dengan pendapatan rumah tangga tani tanaman pangan. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Statistik Oeskriptif, Analisis Korelasi, Analisis Regresi, dan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Analisis Statistik Deskriptif digunakan untuk penentuan kriteria dan pengelompokkan hirarki wilayah, serta perbandingan produktifitas lahan tanaman pang an di setiap hirarki wilayah. Analisis Korelasi digunakan untuk melihat hubungan antara perubahan penggunaan lahan dengan perubahan produksi tanaman pang an dari tahun 1989 hingga 1996, hubungan antara man-land ratio pertanian tanaman pangan dengan produktifitas lahan tan am an pangan, dan hubungan antara produktifitas lahan tanaman pang an dengan pendapatan rumah tangga tani tanaman pangan. Analisis Regresi digunakan untuk memprediksi pengaruh man-land ratio terhadap produktifitas lahan tanaman pangan, selain itu juga digunakan untuk memprediksi pengaruh produktifitas lahan terhadap pendapatan rumah tangga tani tanaman pangan. Uji Beda nyata Terkecil digunakan untuk melihat perbedaan nilai tengah produktifitas lahan rata-rata setiap hirarki wilayah, luas lahan tanaman pangan, dan pendapatan rumah tangga tani tanaman pang an di setiap hirarki wilayah di Kabupaten Bogar. Berdasarkan keadaan unit sarana, jenis sarana dan perkembangan tingkat hirarki wilayah kecamatan di Kabupaten Bogor selama tahun 1989 hingga 1996, secara umum menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah kecamatan di Kabupaten Bogor berhirarki tetap, beberapa kecamatan lainnya menunjukkan peningkatan hirarki wilayah, dan ada diantaranya justru menunjukkan penurunan hirarki wilayah. Peningkatan hirarki wilayah ditunjukkan oleh peningkatan persentase jumlah unit dan jumlah jenis sarana sosial ekonomi. Sedangkan penurunan hirarki wilayah ditunjukkan oleh berkurangnya persentase peningkatan jumlah unit dan jumlah jenis sarana sosial ekonomi. Secara umum, keadaan unit sarana di wilaya kecamatan di Kabupaten Bogor selama tahun 1989 hingga 1996 menunjukkan peningkatan baik jumlah maupun jenis. Perubahan produksi dan luas lahan tanaman pang an di wilayah kecamatan di Kabupaten Bogor selama tahun 1989 hingga 1996 terlihat nyata, dimana dengan semakin menurunnya luas lahan cenderung akan menurunkan jumlah produksi tanaman pangan. Secara umum, dalam kurun waktu 8 tahun produktifitas lahan rata-rata tanaman pangan pada kecamatan berhirarki I menunjukkan peningkatan, sedangkan pada hirarki II dan III menunjukkan penurunan. Secara umum, kondisi man-land ratio di wilayah kecamatan di Kabupaten Bogor sangat beragam. Wilayah kecamatan berhirarki III memiliki nilai rataan man-land ratiomtanaman pang an yang cenderung lebih tinggi dibandingkan hirarki I dan II. Pad a wilayahmhirarki I telah banyak te8adi perkembangan jumlah penduduk, sarana dan prasarana, fasilitasmsosial ekonomi, industri, sehingga terjadi konversi lahan pertanian ke penggunaan nonmpertanian, sedangkan wilayah hirarki /II memiliki kondisi yang sebaliknya dari hirarki I.mSempitnya luas lahan tanaman pang an dengan nilai man-land ratio yang relatifmrendah secara umum menimbulkan penurunan produksi dan luas panen tanaman pangan,yang pada akhirnya dapat menurunkan pendapatan rumah tangga tani tanaman pangan. Di Kabupaten Bogor sebagian kecil (4,4%) lahan yang sesuai untuk tanaman pangan, belurn digunakan untuk usahatani tanaman pangan, melainkan untuk pertanian selain tanaman pangan, seperti perkebunan atau berupa hutan dan semak, dan bahkan digunakan untuk penggunaan non pertanian, seperti perumahan dan industri. Sedangkan penggunaan lahan untuk usahatani tanaman pang an pad a lahan yang tidak sesuai untuk tanaman pangan menimbulkan penggunaan lahan simpangan positif. Sebagian lahan yang sesuai untuk tanaman pang an lokasinya jauh dari pemukiman penduduk, sehingga lahan yang sesuai untuk tanaman pang an tersebut secara aktual digunakan sebagai perkebunan atau berupa hutan dan semak yang menyebabkan terjadinya penggunaan lahan simpangan negatif. Dari keseluruhan penggunaan lahan aktual untuk tanaman pang an di Kabupaten Bogor sebagian besar berada pada lahan yang sesuai untuk tanaman pang an. Bertitik tolak dari adanya penggunaan lahan simpangan negatif ini dapat dilakukan upaya ekstensifikasi pertanian tanaman pangan ke lokasi h utan dan semak yang termasuk kawasan budidaya yang memang sesuai untuk tanaman pang an sehingga nantinya diharapkan dapat lebih meningkatkan luas panen dan jumlah produksi pertanian tanaman pang an di Kabupaten Bogor. Dari hasil penelitian ini, maka beberapa kebijakan yang perlu dilakukan an tara lain: Intensifikasi pertanian perlu diarahkan pada kecamatan berhirarki II dan III; penentuan lokasi peruntukkan lahan harus sesuai dengan kelas kesesuaiannya dan memperhatikan RTRW dan RUTR wilayah; serta penggunaan indikator kualitas sarana dalam penentuan hirarki wilayah.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleAnalisis hirarki wilayah dan hubungannya dengan produktifitas lahan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Bogorid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record