Pengaruh Penyuntikan Estrogen Dan Progesteron Selama Masa Praimplantasi Pada Jumlah Korpus Luteum Dan Jumlah Anak Pada Tikus Putih
Abstract
Reproduksi adalah sesuatu yang sangat penting bagi kelanjutan suatu jenis atau bangsa hewan. Agar proses tersebut efisien, semua hormon reproduksi terutama estrogen dan progesteron harus berfungsi dengan baik sehingga tubuh berada dalam keadaan homeostasis. Estrogen dan progesteron berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan embrio terutama pada periode awal kebuntingan. Adanya ketidakseimbangan hormonal atau gangguan hormonal akan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan embrio menjadi fetus atau anak yang dilahirkan. Suatu penelitian dasar yang bersifat fisiologis sangat diperlukan untuk mengetahui adanya kemungkinan gangguan hormonal tersebut. . Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh penyuntikan estrogen dan progesteron dengan dosis tunggal dan dosis kombinasi selama masa praimplantasi pada jumlah korpus luteum dan jumlah anak pada tikus putih dan untuk mengetahui apakah penyuntikan tersebut aman bagi perkembangan dan pertumbuhan fetus selama dalam kandungan telah dilakukan di laboratorium Fisiologi bagian, Fisiologi dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut pertanian Bogor. Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih betina bunting galur Sprague-Dawley berumur 8 hingga 10 minggu sebanyak 54 ekor dengan kisaran berat badan adalah 130-160 gram. Hewan ini merupakan hewan model yang sering digunakan dafam berbagai macam penelitian karena memiliki kelebihan-kelebihan yaitu biaya pemeliharaan yang murah, siklus reproduksi yang singkat, tidak memiliki musim kawin tertentu, pertumbuhan tubuh yang cepat dan mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tikus-tikus yang bunting dikelompokkan ke dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan ukuran 3 x 3. Tiap unit perlakuan terdiri dari enam tikus. Faktor pertama adalah penyuntikan estrogen dengan dosi, 0, 1,0677 dan 2,1355 pg/g BB. Faktor kedua adalah penyuntikan progesteron dengan dosis 0, 2,9320 dan 5,8650 l1g/g BB. Setelah partus korpus luteum dan jumlah anak dihitung kemudian diolah dengan Analisis Sidik Ragam yang dilanjutkan dengan Duncan menggunakan SAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyuntikan estrogen dan progesteron selam masa praimplantasi tidak mempengaruhi jumlah korpus luteum tetapi penyuntikan progesteron sebanyak 5,8650 l1g/g BB yang dikombinasikan dengan estrogen sebanyak 1,0677 atau 2,1350pg/g BB menyebabkan kematian embrional maka dapat dikatakan bahwa perlakuan dengan dosis kombinasi tidak semua aman.