Efektifitas Medium Beltsville Poultry Semen Extender (Bpse) Terhadap Kualitas Semen Cair Ayam Lokal
Abstract
Kualitas semen ayam Lakal per satuan ejakulat memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pengenceran yang mampu mempertahankan kuaIitas semen ayam Lokal dalam jangka waktu tertentu, sehingga pelaksanaan inseminasi dapat dilakukan secara mandiri oleh peternak. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi dan Inseminasi Buatan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. Penelitian meliputi kegiatan pemeriksaan kualitas semen segar dan semen cairo Semen ditampung dari tujuh ekor ayam Lokal (Gallus domestjells) yang berumur 10-20 bulan dan diperiksa secara makroskopis dan mikroskopis. Evaluasi makroskopis meliputi volume, konsistensi, pH, warna dan bau sedangkan evaluasi mikroskopis meliputi gerakan massa, konsentrasi, motilitas dan abnormalitas. Semen yang berkualitas diencerkan dengan beltsville pOl/lIlY semen extender (BPSE) dengan masing-masing tingkat pengenceran yaitu 1:5, 1:10, 1:25, 1:50, 1:100, 1:200 dan disimpan dalam refrigerator pada suhu 4°C. Pemeriksaan dan evaluasi sampel semen cair dilakukan setiap 24 jam sekali pada suhu kamar sekitar 27-28°C. Pengamatan dilakukan selama tiga hari (72 jam). Parameter yang diukur dalam pemeriksaan semen adalah konsentrasi, persentase motilitas dan abnormalitas morfologi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa volume rata-rata ejakulat O,064±O,018 ml dan pH 7,5. Semen berwarna putih susu, konsistensi kental, dengan bau spesifik, hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi spermatozoa dalam semen tersebut cukup tinggi. Konsentrasi spermatozoa rata-rata 3,400±1,0,245 x 109 per ml, gerakan massa (+), motilitas 90,87 ± 1,54% dan abnormalitas 6,20±0,07%. Berdasarkan hal tersebut, maka kualitas semen yang di evaluasi dalam kategori baik. Berdasarkan data penelitian yang teranalisa, ditemukan bahwa taraf pengenceran 1 :5, menunjukkan pengenceran yang terbaik untuk mempertahankan kualitas semen cair ayam Lokal. Semen cair dengan pengenceran 1: 5 masih dapat mempertahankan motilitas 82, OO± 1,22% dan menekan kerusakan morfologi spermatozoa 10,08±0,33% pada had ketiga pengamatan. Berdasarkan syarat kelaikan inseminasi dari BIB Lembang, motilitas sperma di atas 40% dapat dipakai untuk inseminasi, maka semen cair yang diencerkan I: 5 masih dapat dipakai sekitar satu minggu dan yang diencerkan I: 10 masih dapat dipakai sekitar lima hari. Temuan tersebut merupakan prediksi untuk memulai kelanjutan dengan menggunakan metode polinomial, yang pembuktiannya masih memerlukan uji laboratorium selama satu minggu. ii