Pengaruh Defisiensi Pakan Terhadap Persen Kecemaan Nutrien Dan Pertumbuhan Tikus Putih Jantan Dewasa (Rattus Sp.).
Abstract
Salah satu hewan laboratorium yang sering digunakan adalah tikus putih karena siklus hidupnya yang relatif pendek, hewan ini berukuran kecil, pemeliharaannya cukup mudah, tidak memerlukan biaya yang besar, dan ekonomis. Namun demikian penelitian mengenai kebutuhan konsumsi pakan dan hidup pokok tikus sebagai hewan laboratorium atau hewan percobaan masihjarang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penurunan jumlah pakan terhadap nilai kecemaan nutrien (bahan kering, lemak:, protein dan energi) dan pertumbuhan tikus putih jantan dewasa (Rattus sp.) sebagai hewan laboratorium atau hewan percobaan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 1999 di Laboratorium Fisiologi dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Rewan percobaan yang digunakan sebanyak 15 ekor yang dibagi kedalam tiga kelompok perlakuan, yaitu: Pemberian pakan 70% dari ad libitum (PI), Pemberian pakan 60% dari ad libitum (P2) dan Pemberian pakan 50% dari ad libitum (P3). Ketiga perlakuan diberi air minum secara• ad libitum. Masing-masing perlakaun diulang lima kali, sehingga didapat 15 unit percobaan. Tiap unit percobaan terdiri dari satu ekor tikus dan ditempatkan di kandang individu. Pemberian pakan dilakukan sehari sekali sekitar pukul 06.00 WIB. Parameter yang diamati setiap hari adalah bobot badan, jumlah pakan yang dikonsumsi dan produksi feses. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap pol a faktorial kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan. Pemberian pakan dengan jumlah 70% dari ad libitum sudah menunjukkan adanya penurunan bobot badan tikus jantan tetapi tidak berpengaruh terhadap proses kecemaan nutrien. Sedangkan minggu pengamatan mempengaruhi peningkatan kecemaan nutrien, yaitu pada minggu ke-2 meningkat sampai minggu ke-4 dan pada minggu ke-5 sudah tetjadi adaptasi terhadap jumlah pakan yang diberikan sehingga kecemaan nutrien kembali turun seperti pada minggu pertama.