Morfologi Dan Viabilitas Blastosis Mencit Setelah Vitrifikasi.
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan morfologi dan viabilitas embrio mencit tahap blastosis setelah pembekuan dengan metode vitrifikasi. Mencit betina Balb/c umur 6-8 minggu (dara) dan 12-16 minggu (induk) disuperovulasi dengan pregnant mare's serum gonadotropin (PMSG) 5 lUI ekor secara intra peritoneal diikuti selang waktu 48 jam dengan human chorionic gonadotropin (hCG) 5 IU/ekor i. p. Betina lansung dikawinkan dengan pejantan dari strain yang sama dengan perbandingan jantan dan betina 1 : 1. Blastosis dipanen 96-98 jam setelah penyuntikan hCG. Larutan vitrifikasi yang digunakan adalah larutan etilen glikol (EG) 30 % dan sukrosa 0,5 M dalam modified phosphate buffered saline (mPBS) yang telah diberi bovine serum albumin (BSA) 1 %. Embrio terlebih dahulu dipaparkan di dalam larutan mPBS + sukrosa 0,25 M dan mPBS + sukrosa 0,5 M masing-masing selama 3 menit. Selanjutnya embrio dipaparkan dalam larutan vitrifikasi dengan konsentrasi EG 30 % selama 30-60 detik untuk metode satu tahap, atau dipaparkan dalam larutan vitrifikasi dengan konsentrasi EG 10 % kemudian EG 30 %, masing-masing selama 30-60 detik untuk metode dua tahap. Embrio dikemas dalam straw 0,25 ml, dipaparkan di dalam uap nitrogen cair selama 10 detik dan dimasukkan ke dalam nitrogen cair. Evaluasi dilakukan setelah proses penghangatan (warming) dengan mengamati morfologi serta viabilitas embrio dengan pewarnaan hoechst-propidium iodine dan kultur in vitro dalam medium TCM 199. Hasil yang' diperoleh menunjukkan bahwa keadaan morfologi (normal) pada metode vitrifikasi satu tahap (89,6 %) lebih baik (p<0,05) dari dua tahap (82,6 %). Viabilitas embrio dengan menggunakan pewarnaan hoechst-propidium iodine setelah vitrifikasi satu tahap (64 %) lebih tinggi (p<0,05) dari dua tahap (40 %). Viabilitas embrio dilihat dari perkembangannya setelah kultur in vitro selama 24 jam menunjukkan metode vitrifikasi satu tahap (57,8 %) tidak berbeda nyata (p>0,05) dengan metode dua tahap (34,0 %). Dari data penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode vitrifikasi satu tahap dan dua tahap dapat mempertahankan morfologi namun menurunkan viabilitas embrio.