dc.description.abstract | Di propinsi Lampung pada umumnya dan di kabupaten Lampung Selatan khususnya, perkembangan pengusahaan gula merah cukup pesat. Berdasarkan data Kantor Departemen Perindustrian Wilayah Lampung, untuk tahun 1994 saja, industri pembuatan gula merah mencapai 1.304 buah , dan 1.077 buah (86.6%) di antaranya berlokasi di kabupaten Lampung Selatan. Gula merah yang banyak diusahakan oleh pengrajin di daerah Lampung terutama berbahan baku kelapa (95, I%), dan sisanya berbahan baku aren. Pengusahaan gula merah ternyata dapat memberikan keuntungan yang relatif cukup besar dibandingkan dengan usaha sejenisnya. Hasil perhitungan yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri Bogor terhadap usaha gula merah di Gedongtataan (1993) menunjukkan bahwa keuntungan yang bisa diperoleh seorang pengrajin gula adalah Rp.384.500,- / helctar / bulannya , jauh masih lebih besar dibandingkan usaha sejenisnya, seperti usaha penjualan kelapa butiran (Rp.22.725,- / hektar / bulan) dan pembuatan kopra (Rp.58.975,- / hektar / bulan). Logikanya, dengan keuntungan yang relatif besar tersebut, kehidupan pengrajin gula akan semakin sejahtera. Kenyataan di lapangan ditemui adanya paradoks, yaitu masih banyak pengrajin gula yang hidup subsisten. | id |