Kultur Anthera Pepaya Secara In Vitro untuk Menghasilkan Tanaman Haploid
Date
2009Author
Faridzi, Miftah
Saputra, Vicky
Nurwida, Arni
Siregar, Dania
Metadata
Show full item recordAbstract
Tanaman haploid umumnya diperoleh dari teknik pemuliaan non-konvensional, yaitu dengan kultur anthera, mikrospora, dan ovul. Tanaman haploid tersebut jika digandakan kromosomnya akan menghasilkan tanaman haploid dan bread true atau galur murni. Kultur anther merupkan teknik yang paling efisien untuk mengahasilkan tanaman haploid. Hal yang perlu diperhatikan dalam kultur anther adalah penentuan tingkat perkembangan polen (umur fisiologi bunga dihitung sejak terbentuk bakal bunga) yang paling tepat untuk digunakan sebagai eksplan sehingga terjadi androgenesis (Uninukleat). Pada struktur anther, termasuk didalamnya adalah polen, polen mikrospora tersebut membentuk embryo secara langsung (androgenesis) atau kalus diinduksi menjadi tanaman haploid pada media tumbuh yang ditambah dengan zat pengatur tumbuh. Adapun ciri-ciri tanaman haploid dapat dibedakan dari tinggi, warna albino, bentuk daun, tillering dan perkembangan akar. Pada kegiatan ini dilakukan kultur anthera pepaya secara in vitro untuk menghasilkan tanaman haploid. Anthera pepaya berasal dari kuncup bunga jantan tanaman pepaya dengan 3 macam ukuran, yaitu besar (bunga tua), sedang (setengah tua), dan kecil (muda). Ukuran bunga tersebut berkolerasi dengan umur bunga Dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa semakin lama pengamatan, semakin sedikit warna bunga jantan pepaya yang kuning, dan beralih berwarna coklat, selain itu juga semakin tua bunga jantan maka semakin besar ukuran bunga, semakin berwarna kuning pekat, dan semakin banyak jumlah anther yang terkandung didalamnya. Penyebab utama matinya dari anthera pepaya pada praktikum ini adalah karena adanya kontaminasi dari bakteri dan cendawan.
Collections
- PKM - Artikel Ilmiah [220]