Show simple item record

dc.contributor.authorringo, Riyanti Catrina Helena Siringo
dc.date.accessioned2010-05-11T10:54:41Z
dc.date.available2010-05-11T10:54:41Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/19483
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh komposisi media dasar dan BAP serta interaksinya bagi pertumbuhan kecambah anthurium wave of love (Anthurium plowmanii) dalam kultur in vitro. Penelitian dilakukan mulai bulan Februari 2008 sampai Oktober 2008 di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman dan Laboratorium Umum, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini disusun secara faktorial menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah komposisi media, terdiri dari tiga taraf, yaitu media MS (M1), ½MS (M2) dan hyponex (M3). Faktor kedua adalah pemberian BAP dengan empat taraf konsentrasi, yaitu 0.00 µM (B0), 2.22 µM (B1), 6.66 µM (B2) dan 13.32 µM (B3). Kombinasi dua faktor tersebut menghasilkan 12 perlakuan yang masing-masing diberi 2,4-Dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D) 0.45 µM dan ditanam sebanyak 15 ulangan, sehingga terdapat 180 satuan percobaan. Setiap ulangan terdiri dari satu botol yang berisi satu eksplan. Pelaksanaan penelitian terdiri atas sterilisasi alat dan media, pembuatan media, sterilisasi dan penanaman bahan tanaman, penanaman eksplan pada perlakuan, dan pengamatan. Eksplan yang digunakan adalah kultur satu buku dari kecambah steril anthurium wave of love. Peubah yang diamati antara lain jumlah dan persentase kontaminasi, waktu munculnya tunas pertama, jumlah dan persentase eksplan bertunas, jumlah dan persentase eksplan berkalus, jumlah total tunas baru per eksplan, tinggi tunas baru, jumlah daun per eksplan, jumlah akar per eksplan, serta jumlah dan persentase plantlet berakar. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan media, BAP dan interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap peubah waktu munculnya tunas pertama. Tunas pertama muncul pada minggu ke-1 dan ke-2. Semua eksplan mampu bertunas 100% dalam waktu empat minggu, namun tunas yang tercepat muncul diperoleh dari media MS + BAP 13.32 µM yaitu pada 6.6 HST. Perlakuan tanpa BAP cenderung mendorong pertambahan tinggi tunas. Semakin tinggi konsentrasi BAP, semakin banyak jumlah total tunas baru dan jumlah daun yang diperoleh. Tunas tertinggi diperoleh pada interaksi hyponex tanpa penambahan BAP yaitu 6.2 cm pada 12 MST. Interaksi antara media dan BAP berpengaruh sangat nyata terhadap peubah jumlah total tunas, tinggi tunas serta jumlah daun dan akar. Interaksi antara media ½MS dan BAP 0.00 µM memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan akar per eksplan. Jumlah akar terbanyak diperoleh dari perlakuan ½MS + BAP 0.00 µM yaitu 13.9. Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi BAP yang digunakan, semakin sedikit akar yang terbentuk. Kalus terbentuk mulai minggu ke-2. Persentase eksplan berkalus sebesar 100% diperoleh dari perlakuan MS + BAP 13.32 µM. Sedangkan perlakuan BAP 0.00 µM cenderung mendorong persentase plantlet berakar hingga 100%. Media yang optimum untuk multiplikasi anthurium wave of love adalah MS + BAP 6.66 µM dan ½MS + BAP 13.32 µM. Komposisi media MS + BAP 6.66 µM menghasilkan tunas yang banyak dengan menggunakan BAP yang lebih sedikit, sedangkan ½MS + BAP 13.32 µM menghasilkan tunas yang sama banyak dengan hanya menggunakan media setengah MS, namun BAP yang digunakan harus lebih banyak.id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)
dc.titlePenggunaan Komposisi Media Dasar dan BAP untuk Induksi Organogenesis Anthurium Wave of Love (Anthurium plowmanii) Secara In Vitroid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record