Show simple item record

dc.contributor.authorApriadi, Achiri
dc.date.accessioned2010-05-10T09:52:04Z
dc.date.available2010-05-10T09:52:04Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/18266
dc.description.abstractUntuk memberikan pengalaman mahasiswa bekerja, menghadapi permasalahan dan melatih dalam pemecahan masalah di lapang, dilakukan kegiatan Praktek KeIja Pengendalian Hama Terpadu (PK-PHT). Kegiatan PK-PHT dilakukan dalam bentuk magang di PT. Bina Usaha Flora, Kecamatan Pacet, Cianjur, Jawa Barat. Kegiatan PK-PHT di PT Bina Usaha Flora terdiri dari dua kelompok kegiatan yaitu kegiatan umum dan khusus. Kegiatan umum meliputi kegiatan mahasiswa dalam proses produksi, pemasaran dan wawancara dengan staf dan karyawan. Kegiatan khusus meliputi kegiatan yang berhubungan dengan disiplin ilmu seperti kegiatan uji coba musuh alami cendawan tanah, pemasangan plastik kuning berperekat, pengawasan penyemprotan dan kalibrasi pestisida. Hama penting yang menyerang tanaman hias di PT. BUF adalah pengorok daun, Liriomyza sp. (Oiptera : Agromyzidae) yang menyerang tanaman /orenia, celosia, zinnia, snapdragon, dianthus, eucalyptus.. marigold, dan kutu kebul Remisia /abaci (Genn.) (Homoptera : Aleyrodidae) yang menyerang tan am an /orel1ia dan gailardia. Luas serangan hama khususnya Liriomyza sp. pada bedding plant " (tanaman hamparan) mencapai 64 % dan pada pot plant 52 %. Penyakit penting yang ditemukan adalah bercak daun dan busuk batang, namun luas serangan tidak tinggi. Bercak daun terdapat pada tanaman celosia, impatien dan melampodium. Patogen penyebab bercak daun pada tanaman celosia adalah Alternaria sp., pada tanaman impatien adalah Cercospora sp., dan pada tanaman melampodiwl1 adalah Heterosporium sp. Kegagalan perkecambahan pada departemen pembibitan mencapai 74,83 % pada tanaman lolorosa. Kegagalan tersebut disebabkan oleh sifat germinasi yang kurang baik. Dalam pengelolaan organisme pengganggu tanaman (OPT), PT. BUF belum sepenuhnya menerapkan pendekatan pengendalian dengan melihat faktor ekologi. Aplikasi pestisida pada tanaman hiasterus dilakukan tanpa peduli populasi OPT dilapang. Pengendalian hama dan penyakit diartikan sebagai tindakan untuk memusnahkan semua hama dan penyakit yang ada dilapangan, sehingga keberadaan hama sedikit saja sudah dianggap telah merugikan. Teknik penggunaan pestisida di lapang belum memenuhi syarat tepat waktu, cara, dosis dan konsentrasi sehingga selain tidak efesien juga dapat menyebakan keracunan pada karyawan yang melakukan aplikasi pestisida. Kebijaksanaan organisasi dan manajemen belum mendukung terlaksananya PHT. Hal ini terlihat dengan masih adanya penundaan pengendalian untuk jangka waktu tertentu sampai usulan tindakan pengendalian telah dimasukkah dalam perencanaan ditahun berikutnya dan sebagai tindakan pengendalian diprioritaskan dengan pestisida.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleKajian Aspek-Aspek PHT dalam Pengelolaan Tanaman Hias di PT. Bina Usaha Floraid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record