Show simple item record

dc.contributor.authorIrawan, Irman
dc.date.accessioned2010-05-10T09:49:47Z
dc.date.available2010-05-10T09:49:47Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/18262
dc.description.abstractSalah satu tanaman penghasil tepung yang dapat dikembangkan di Indonesia adalah tanaman soba. Soba memiliki gizi yang bermanfaat untuk kesehatan, sebagai bahan makanan bergizi yang dapat digunakan dalam berbagai bentuk, seperti mie, kue, roti dan sebagainya. Dalam upaya pengembangannya perlu suatu penelitian yang intensif dan berkelanjutan untuk mengetahui potensinya diberbagai kondisi iklim. Dalam penelitian ini akan dipelajari fluktuasi suhu udara dan efisiensi pemanfaatan radisi matahari pada pertumbuhan, perkembangan dan produksi tanaman soba. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2001 di Cijeruk, Bogor pada ketinggian 550 mdpl. Penelitian ini menggunakan Rancangan Percobaan Tiga Faktorial (faktor varietas, pupuk dan populasi) dengan dua kali ulangan. Perbedaan taraf perlakuan pemupukan dan populasi tidak mempengaruhi perkembangan tanaman soba, tetapi dapat berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman soba. Lamanya hari dari penanaman kultivar Kitawase 48 hari dengan akumulasi panas sebesar 914 hari derajat dan kultivar Hitachi 50 hari dengan akumulasi panas sebesar 975 hari derajat. ILD pada populasi rapat (P2) relatif lebih besar dibandingkan populasi renggang (PI). Peningkatan ILD akan meningkatkan persentase intersepsi. Efisiensi penggunaan radiasi surya untuk kultivar Kitawase 7.962 g MJ-I dan kultivar Hitachi.4,861 g MJ-I, dapat disimpulkan bahwa kultivar Kitawase lebih efisien dalam penggunaan radiasi. Fluktuasi suhu udara pada siang hari terjadi penurunan suhu udara setiap kenaikan ketinggian 20 cm sebesar O.lOc dan pada malam hari terjadi peningkatan suhu setiap kenaikan ketinggian. Pola fluktuasi suhu udara dan suhu daun dilihat bahwa pada siang hari saat cuaca cerah suhu daun relatif lebih tinggi dibandingkan suhu udara. Sementara pada saat cuaca mendung atau berawan suhu daun relatif sama dibanding.k an suhu udara. Sementara itu pada malam hari suhu udara relatif lebih tinggi dari pada suhu daun. Populasi yang renggang (PI) memiliki berat biji per tanaman (Wbj) lebih besar dibandingkan populasi yang lebih rapat (P2). berat biji per tanaman rata-rata kultivar Kitawase (VI) lebih besar dibandingkan kultivar Hitachi (V2). Akan tetapi hasil penilnbangan 1000 butir biji mengalami keadaan yang sebaliknya. Dari hasil penelitian ternyata didapatkan nilai lata-rata indeks panen (IF') pada V2 tidak terlalu berbeda dengan V1. IP rata-rata pada Vl sebesar 0.425 sedanskan pada V2 sebesar 0.450.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleFluktuasi Suhu Udara dan Efisiensi Pemanfaatan Radiasi Matahari Pada Pertumbuhan, Perkembangan Dan Produksi Tanaman Soba (Fagoplzyrum esculentum Moench.) di Cijeruk, Bogorid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record