View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Dissertations
      • DT - Human Ecology
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Dissertations
      • DT - Human Ecology
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Komunikasi Inovasi Padi Varietas IPB untuk Mendukung Ketahanan Pangan (Kasus IPB 3S di Karawang dan Malang)

      Thumbnail
      View/Open
      Cover (2.713Mb)
      Fulltext (1.316Mb)
      Lampiran (714.9Kb)
      Date
      2025
      Author
      Suparman
      Muljono, Pudji
      Saleh, Amiruddin
      Priatna, Wahyu Budi
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Beras merupakan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, dengan tingkat konsumsi yang terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk, namun peningkatan kebutuhan ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi dalam negeri yang justru cenderung menurun. Ketergantungan pada impor beras sebagai solusi jangka pendek menjadi tidak berkelanjutan akibat kelangkaan dan kenaikan harga beras global, sehingga peningkatan produksi dalam negeri melalui inovasi seperti padi varietas unggul IPB 3S menjadi sangat strategis. Meskipun varietas IPB 3S memiliki potensi produktivitas tinggi, adopsinya oleh petani masih berjalan lambat setelah bertahun-tahun dilepas, yang mengindikasikan adanya permasalahan dalam proses komunikasi dan difusi inovasi tersebut. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis proses komunikasi inovasi padi varietas IPB 3S yang telah berlangsung di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Malang. Selanjutnya, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi tingkat adopsi inovasi padi varietas IPB 3S oleh para petani di Kabupaten Karawang. Pada akhirnya, penelitian ini berupaya merumuskan strategi komunikasi inovasi yang efektif untuk mempercepat proses difusi dan adopsi padi varietas IPB 3S di kalangan petani secara lebih luas. Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran (kualitatif dan kuantitatif) dengan desain deskriptif eksploratori dan eksplanatori, di mana data dikumpulkan melalui observasi, survei, wawancara mendalam, serta focus group discussion (FGD) di Kabupaten Karawang dan Malang. Unit analisisnya mencakup sistem sosial untuk menganalisis difusi inovasi dan individu petani untuk menganalisis adopsi inovasi, dengan populasi petani peserta Demfarm IPB 3S tahun 2015 di Karawang dan sampel sebanyak 56 petani. Data kualitatif dianalisis melalui transkripsi dan coding tema, sementara data kuantitatif dianalisis secara deskriptif dan inferensial menggunakan regresi linear sederhana, serta analisis SWOT untuk merumuskan strategi komunikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses komunikasi inovasi padi IPB 3S di Karawang dan Malang sebagian besar terjadi melalui kegiatan demonstration farm (Demfarm), di mana petani, penyuluh, dan dinas pertanian setempat baru pertama kali mengetahui varietas ini, meskipun sudah dirilis sejak tahun 2012. Komunikasi selama Demfarm berjalan efektif melalui interaksi interpersonal dan berhasil menunjukkan keunggulan produktivitas IPB 3S yang tinggi, bahkan menarik perhatian Presiden Jokowi. Namun, komunikasi ini tidak berkelanjutan setelah program selesai karena pendekatan yang hanya berbasis acara, kurangnya sinergi antarlembaga, minimnya dukungan pasca-Demfarm, dan tidak adanya strategi komunikasi jangka panjang yang terintegrasi, sehingga adopsi tidak berlanjut. Faktor-faktor yang memengaruhi adopsi inovasi padi IPB 3S di Karawang menunjukkan bahwa adopsi secara signifikan dipengaruhi oleh faktor eksternal dan keuntungan relatif, sementara kerumitan dan kesesuaian tidak berpengaruh signifikan. Hambatan utama yang dirasakan petani adalah faktor ekonomi, seperti harga jual gabah yang rendah dan penolakan dari tengkulak, serta masalah ketersediaan benih yang sulit diperoleh di pasar lokal. Meskipun petani mengakui manfaat IPB 3S seperti hasil panen lebih banyak dan tahan penyakit, faktor-faktor penghambat tersebut membuat adopsi varietas ini tidak berlanjut setelah Demfarm berakhir. Berdasarkan analisis SWOT, posisi inovasi padi IPB 3S berada pada Kuadran I (Strength-Opportunity), yang menunjukkan bahwa strategi pertumbuhan (growth strategy) adalah pendekatan yang paling sesuai. Strategi komunikasi yang dirumuskan meliputi promosi keunggulan IPB 3S sebagai varietas hemat pupuk dan air, pengembangan jejaring distribusi benih untuk menjangkau pasar lahan tadah hujan, dan keterlibatan pemerintah dalam program mitigasi perubahan iklim. Selain itu, strategi lainnya mencakup perluasan akses benih melalui sistem yang terorganisir, kampanye untuk meningkatkan kepercayaan konsumen, serta pembentukan kemitraan dengan koperasi dan pemerintah untuk mengatasi kendala pasar dan distribusi. Berdasarkan temuan penelitian, implikasi kebijakan utama adalah perlunya penguatan sistem distribusi untuk menjamin ketersediaan benih IPB 3S di tingkat petani, misalnya melalui integrasi dalam program bantuan benih nasional dan pembentukan jejaring distribusi via koperasi tani. Selanjutnya, pemerintah perlu menciptakan mekanisme jaminan harga dan pasar yang adil, seperti skema insentif atau penyerapan hasil panen oleh Bulog, untuk mengatasi masalah harga jual gabah yang rendah yang menjadi penghambat utama adopsi oleh petani. Kebijakan lainnya yang krusial adalah mendorong kolaborasi multipihak antara pemerintah, IPB, swasta, dan asosiasi petani, serta mengintegrasikan IPB 3S ke dalam program ketahanan pangan nasional dan strategi mitigasi perubahan iklim, didukung oleh kampanye promosi dan edukasi konsumen secara masif. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk mendalami efektivitas berbagai model distribusi benih, seperti kemitraan publik-swasta atau Public-private partnerships (PPP) atau platform digital, guna mengatasi kendala aksesibilitas benih IPB 3S yang menjadi hambatan utama adopsi. Selain itu, perlu dilakukan studi mengenai persepsi dan preferensi konsumen terhadap beras IPB 3S untuk merumuskan strategi branding dan pemasaran yang efektif, sehingga dapat meningkatkan daya saing harga di tingkat petani. Riset longitudinal juga diperlukan untuk mengevaluasi dampak ekonomi dan sosial jangka panjang dari adopsi IPB 3S, termasuk analisis profitabilitas petani dan dinamika konflik sosial yang sempat muncul, agar dapat dirumuskan intervensi kebijakan yang lebih komprehensif dan berkelanjutan.
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171683
      Collections
      • DT - Human Ecology [613]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository