Show simple item record

dc.contributor.advisorRiyadi, Hadi
dc.contributor.advisorKhomsan, Ali
dc.contributor.advisorJauhari, Mansyur
dc.contributor.authorMuhdar, Izna Nurdianty
dc.date.accessioned2025-12-08T23:13:31Z
dc.date.available2025-12-08T23:13:31Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171654
dc.description.abstractPerubahan metabolisme dominan pada lanjut usia (lansia) adalah penurunan massa dan kekuatan otot. Kondisi ini, jika diperparah oleh overweight dan obese, akan meningkatkan risiko penyakit tidak menular (PTM) dan kerapuhan. Salah satu alternatif untuk menurunkan risiko PTM adalah dengan latihan fisik. Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan lansia untuk melakukan latihan fisik seperti latihan kekuatan dengan intensitas sedang atau berat yang melibatkan semua kelompok otot utama. Meskipun latihan kekuatan direkomendasikan, penelitian komprehensif tentang pengaruhnya pada lansia Indonesia masih terbatas. Tantangan lain adalah durasi latihan yang panjang dapat menurunkan kepatuhan, dan efek sampingnya belum terdokumentasi dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh latihan kekuatan terhadap status gizi, komposisi tubuh, dan biomarker kesehatan (tekanan darah, profil lipid, GDP) wanita lansia dengan overweight dan obese. Tujuan khususnya adalah: Mengidentifikasi karakteristik sosiodemografi, aktifitas fisik dan kebiasaan olahraga, indek massa tubuh (IMT), lingkar pinggang (LP) dan rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP), persen lemak tubuh, tingkat lemak viseral, massa otot, dan kekuatan genggaman (HGS), serta biomarker kesehatan (tekanan darah, profil lipid, GDP); Menganalisis pengaruh latihan kekuatan terhadap IMT, LP, RLPP, persen lemak tubuh, tingkat lemak viseral, massa otot, dan HGS; Menganalisis pengaruh latihan kekuatan terhadap tekanan darah, profil lipid (total kolesterol/TC, trigliserida/TG, kolesterol LDL/LDL-C, kolesterol HDL/HDL-C), dan glukosa darah puasa/GDP wanita lansia dengan overweight dan obese. Penelitian ini terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah studi pendahuluan dengan desain cross-sectional untuk mengidentifikasi karakteristik sosiodemografi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada 154 wanita lansia (60-69 tahun) di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Pasir Mulya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Data yang dikumpulkan mencakup pola makan, aktivitas fisik, riwayat penyakit, status gizi, komposisi tubuh, dan status kesehatan (tekanan darah, kolesterol, glukosa darah). Tahap kedua adalah penelitian kuasi eksperimen dengan desain pretest-posttest control group untuk mengevaluasi pengaruh intervensi latihan kekuatan dengan tujuh gerakan terhadap status gizi, komposisi tubuh, dan biomarker kesehatan (tekanan darah, profil lipid, GDP) pada wanita lansia yang overweight dan obese. Tahap ini dilaksanakan di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Pasir Mulya, dengan pemilihan lokasi kontrol dan perlakuan dibedakan berdasarkan kelurahan. Penarikan sampel dilakukan secara purposive sampling. Jumlah sampel untuk setiap kelompok adalah 12 orang dan memenuhi kriteria inklusi (wanita usia 60-69 tahun, IMT =25 kg/m2, tidak memiliki penyakit jantung, gangguan muskuloskeletal, memiliki tekanan darah dan glukosa darah terkontrol. Kelompok perlakuan diberikan intervensi latihan kekuatan selama 8 minggu sebanyak 2 kali per minggu berdurasi 60 menit. Latihan dilakukan dengan tujuh gerakan (2 set setiap latihan) yang melatih seluruh otot utama menggunakan berat badan dan dumbell (free weight). Intensitas yang digunakan adalah 40-80% 1RM setara (8-12 repetisi). Istirahat antar gerakan selama 2-3 menit dan istirahat antar set selama 1-2 menit. Kelompok kontrol tidak diberikan latihan kekuatan dan hanya diberikan booklet berisi informasi tentang pola hidup dan pola makan untuk mencegah risiko PTM dengan tetap mempertahankan diet dan aktivitas normal. Data yang dikumpulkan adalah status gizi, komposisi tubuh, dan status kesehatan (tekanan darah, profil lipid, glukosa darah), data skala intensitas latihan, kebiasaan makan, asupan energi dan zat gizi makro-mikro, aktifitas fisik, dan tingkat kepatuhan. Data kuantitatif dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif dan inferensial menggunakan SPSS versi 26 dengan memperhatikan normalitas data, dan taraf signifikansi ditetapkan kurang dari 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas responden wanita lansia dalam penelitian ini tidak bekerja (89,0%), tidak merokok (91,6%), dan tidak mengonsumsi alkohol (98,7%). Aktivitas fisik tergolong rendah (72,7%) dan tidak memiliki kebiasaan berolahraga (66,9%). Komposisi tubuh menunjukkan mayoritas responden mengalami obesitas (42,2%), obesitas sentral (81,2%), persen lemak tubuh tinggi (42,9%) dan tingkat lemak viseral tinggi (50%). Responden juga mengalami sarkopenia dengan indeks otot skeletal rendah (73,7%) dan kekuatan genggaman yang rendah (55,2%). Kondisi klinis responden menunjukkan mayoritas berisiko tinggi sindrom metabolik (85,7%). Masalah kesehatan yang umum ditemukan adalah hipertensi tingkat 2 (sistolik 37,0%), prehipertensi diastolik (32,5%), hiperkolesterolemia (49,4%), dan prediabetes (19,5%). Program latihan kekuatan delapan minggu dengan tujuh gerakan pada lansia overweight dan obese memiliki efek yang minimal. Latihan ini tidak meningkatkan massa otot atau menurunkan IMT, persen lemak tubuh, dan lemak viseral. Meskipun ada kecenderungan penurunan LP dan peningkatan HGS, perubahan tersebut tidak signifikan (p>0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa durasi dan intensitas latihan perlu ditingkatkan untuk mencapai perbaikan optimal. Program latihan ini juga menunjukkan efek terbatas pada parameter kesehatan lansia. Meskipun ada kecenderungan penurunan tekanan darah, tidak ada perubahan signifikan pada GDP, TC, TG, dan LDL-C. Namun, program ini berhasil meningkatkan kadar HDL-C secara signifikan (p<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa durasi dan intensitas latihan perlu ditingkatkan untuk mencapai perbaikan optimal pada penyakit kronis. Penelitian ini menunjukkan bahwa latihan kekuatan selama delapan minggu berpotensi sebagai terapi non-farmakologis bagi lansia obesitas. Manfaatnya terlihat pada peningkatan HDL-C dan kekuatan genggaman, serta kecenderugan perbaikan pada lingkar pinggang dan tekanan darah. Tingkat kepatuhan yang tinggi (96,87%) mendukung integrasi program ini ke dalam layanan posyandu, sebagai latihan tambahan untuk melengkapi program senam lansia yang telah ada sebelumnya. Hasil ini juga menegaskan pentingnya latihan kekuatan dalam pedoman kesehatan dan rehabilitasi, terutama untuk kasus sarcopenic-obesity, dengan pengawasan profesional.
dc.description.abstractThe dominant metabolic change in the elderly is a decrease in muscle mass and strength. This condition, if exacerbated by being overweight or obese, will increase the risk of non-communicable diseases (NCDs) and frailty. One alternative for reducing the risk of NCDs is physical exercise. The World Health Organization (WHO) recommends that older adults engage in physical exercise such as moderate or vigorous strength training that involves all major muscle groups. Although strength training is recommended, comprehensive research on its impact on elderly Indonesians is still limited. Another challenge is that the long duration of exercise can reduce adherence, and the side effects are not well-documented. This study aims to examine the effect of strength training on the nutritional status, body composition, and health biomarkers (blood pressure, lipid profile, fasting blood glucose) of overweight and obese elderly women. The specific objectives are: To identify sociodemographic characteristics, physical activity and exercise habits, body mass index (BMI), waist circumference (WC) and waist-to-hip ratio (WHR), body fat percentage, visceral fat level, muscle mass, and handgrip strength (HGS), as well as health biomarkers (blood pressure, lipid profile, fasting blood glucose); To analyze the effect of strength training on BMI, WC, WHR, body fat percentage, visceral fat level, muscle mass, and HGS; To analyze the effect of strength training on blood pressure, lipid profile (total cholesterol/TC, triglycerides/TG, cholesterol LDL/LDL-C, cholesterol HDL/HDL-C), and fasting blood glucose (FBG) in overweight and obese elderly women. This research consists of two stages. The first stage is a preliminary study with a cross-sectional design to identify sociodemographic characteristics and factors related to obesity in 154 elderly women (60-69 years old) in the Posbindu working area of the Pasir Mulya Public Health Center, West Bogor Sub-district, Bogor City. The data collected included dietary patterns, physical activity, medical history, nutritional status, body composition, and health status (blood pressure, cholesterol, and blood glucose). The second stage was a quasi-experimental study with a pretest-posttest control group design to evaluate the effect of strength training intervention with seven movements on nutritional status, body composition, and health biomarkers (blood pressure, lipid profile, fasting blood glucose) in overweight and obese elderly women. This stage was carried out at the Posbindu in the working area of the Pasir Mulya Public Health Center, with the control and treatment locations selected and differentiated based on the village. The sample size for each group is 12 people and meets the inclusion criteria (women aged 60-69 years, BMI =25 kg/m2, no history of heart disease, musculoskeletal disorders, and controlled blood pressure). Sampling was done using purposive sampling. The treatment group received strength training intervention for 8 weeks, twice a week, for 60 minutes each session. The exercises are performed with seven movements (2 sets each), targeting all major muscle groups using bodyweight and dumbbells (free weights). The intensity used is 40-80% of 1RM equivalent (8-12 repetitions). Rest between exercises for 2-3 minutes and rest between sets for 1-2 minutes. The control group was not given strength training and was only provided with a leaflet containing information about lifestyle and dietary patterns to prevent NCDs while maintaining their normal diet and activity. The data collected includes nutritional status, body composition, and health status (blood pressure, lipid profile, blood glucose), exercise intensity scale data, eating habits, energy and macronutrient-micronutrient intake, physical activity, and adherence levels (before and after the intervention). Quantitative data in this study were analyzed descriptively and inferentially using SPSS version 26, considering data normality, and the significance level was set at less than 0.05. The results of this study show that the majority of elderly female subjects in this study are not employed (89.0%), do not smoke (91.6%), and do not consume alcohol (98.7%). However, physical activity is low (72.7%), and they do not have a habit of exercising (66.9%). Body composition showed that the majority of subjects were obese (42.2%), had central obesity (81.2%), high body fat percentage (42.9%), and high visceral fat levels (50%). Subjects also experienced sarcopenia with a low skeletal muscle index (73.7%) and low handgrip strength (55.2%). The subjects' clinical condition indicates that the majority are at high risk for metabolic syndrome (85.7%). Common health problems found include stage 2 hypertension (systolic 37.0%), prehypertension (diastolic 32.5%), hypercholesterolemia (49.4%), and prediabetes (19.5%). An eight-week strength training program with seven movements for overweight and obese older adults has minimal effects. This exercise does not increase muscle mass or decrease BMI, body fat percentage, or visceral fat. Although there was a tendency for waist circumference to decrease and HGS to increase, these changes were not significant (p>0.05). These results indicate that the duration and intensity of training may need to be increased to achieve optimal improvement. This training program also showed limited effects on the health parameters of the elderly. Although there was a tendency for blood pressure to decrease, there were no significant changes in fasting blood glucose, total cholesterol, triglycerides, and LDL-C. However, the program successfully and significantly increased HDL-C levels (p<0.05). These results indicate that the duration and intensity of exercise need to be increased to achieve optimal improvement in chronic diseases. This study shows that eight weeks of strength training has potential as a non-pharmacological therapy for obese elderly individuals. The benefits are evident in increased HDL-C and grip strength, as well as a tendency towards improvement in waist circumference and blood pressure. The high compliance rate (96.87%) supports the integration of this program into integrated health care services (posyandu), in addition to elderly exercise. This result also underscores the importance of strength training in health and rehabilitation guidelines, especially for cases of sarcopenic obesity, with professional supervision.
dc.description.sponsorshipBeasiswa Pendidikan Indonesia Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi tahun 2021
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePENGARUH LATIHAN KEKUATAN TERHADAP STATUS GIZI, KOMPOSISI TUBUH DAN BIOMARKER KESEHATAN WANITA LANSIA DENGAN OVERWEIGHT DAN OBESEid
dc.title.alternativeThe Influence of Strength Training on Nutritional Status, Body Composition, and Health Biomarkers in Overweight and Obese Elderly Women
dc.typeDisertasi
dc.subject.keywordaktivitas fisikid
dc.subject.keywordKomposisi Tubuhid
dc.subject.keywordLansiaid
dc.subject.keywordlatihan kekuatanid
dc.subject.keywordobesitasid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record